••••Awan dan alam saling menyentuh, meski waktu sudah menampakkan senja jingga. Tubuh tinggi berdiri bersender di antara besi balkon. Matanya bak daratan yang ditebas oleh lautan, alisnya terlihat seperti cakrawala, menaungi mata yang menatap jenggala, hidungnya berada dalam porsi paling sempurna, dengan bibir penuh nan menggoda.
Fana merah jambu amat indah tuk dilihat, banyak argument kepala yang berseliweran dalam diri. Melihat siang terganti senja kemudian malam, membuatnya takut akan cinta yang sepertinya juga punya batas waktu, atau barangkali usia. Seperti terbit senja, lalu gelap setelahnya.
"Kau tidak mau masuk? ini sudah hampir gelap," ucap Mew yang datang menghampiri Gulf sembari memeluk Gulf dari belakang.
Pandangan nya tak teralihkan sedikitpun, Gulf terus menatap ke arah langit yang abstrak akan awan petang.
"Selalu ada pertanyaan-pertanyaan kecil tapi menyulitkan."
"Maksudmu?"
"Seperti kenapa kau menginginkan ku, kenapa kau memilihku, kenapa pula kau menjadikan aku sebagai satu-satunya untuk sampai akhir nanti?"
"Denganmu, aku mengerti. Bahwa jatuh cinta barangkali sebuah hadiah perasaan yang tak bisa kutebak mengapa alasannya ia ada."
"Itu juga jawaban ku pada riuh di kepala, bahwa aku hanya untukmu, dan kau hanya untuk ku."
"Jangan banyak yang di pikirkan! ingatlah jika pelukmu adalah pulang yang ku tuju dari kegilaan kerja yang begitu tajam."
"Kata-kata manismu adalah asupan terbaik bagiku."
Mew menaruh dagunya di atas pundak Gulf, kedua tangannya mengelus perut Gulf dengan pelan.
"Bagaimana Mew junior?"
"Aku tidak kelelahan, aku juga menjaga pola makan ku, tapi tidak tau kenapa belakangan ini perutku sering kram."
Mew menampakkan mimik khawatir nya saat mendengar ucapan Gulf, "Kenapa baru bilang sekarang?"
"Aku bisa mengatasinya, jadi berpikir tidak apa-apa jika tidak memberitahu mu."
"Tapi lain kali berbagilah sakitmu itu, aku juga ingin ikut merasakan nya, mana tega aku membiarkan mu sakit sendirian."
"Deritaku adalah sakitmu, dan sakitku adalah derita untukmu." Mew tersenyum tulus menatap Gulf, hidung nya ia biarkan saling menyentuh dengan hidung Gulf.