Tonight

248 39 3
                                    

Menatap pilu pada orang yang berada di dalam sana, begitu terenyuh saat menatapnya hingga mencoba menahan air di balik kelopak mata

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Menatap pilu pada orang yang berada di dalam sana, begitu terenyuh saat menatapnya hingga mencoba menahan air di balik kelopak mata. Gulf dan Mew berdiri di depan jendela sebuah kamar pasien, di mana di dalam sana ada Tay yang nampak patut dikasihani.

Mengenakan baju berwarna putih dengan motif garis biru serta rambut yang tak tertatan dengan rapih, Tay duduk di atas ranjang pasien dengan kepala yang ia senderkan ke tembok sembari memeluk kakinya sendiri.

"Apa aku boleh menemuinya?" Gulf meminta izin pada salah satu dokter yang ikut menemaninya saat ingin berkunjung menemui Tay.

"Sebaiknya tidak di temui dulu, dia sedang mengalami infeksi impetigo, aku takut hal tersebut dapat menular pada kalian jika terlalu dekat dengannya."

"Impetigo?"

"Awalnya kami kira bisa mengobatinya secepat mungkin, tapi ternyata dia tidak bisa mengendalikan tangannya yang terus saja menggaruk luka di badannya, hingga akhirnya butuh waktu lama untuk infeksinya bisa sembuh."

Gulf menghela nafas, ia semakin merasa bersalah pada Tay karena bersikap tak sewajarnya saat dulu terkahir bertemu.

"Apa ada tanda-tanda yang menunjukkan jika keadaannya mulai membaik?"

Dokter yang ditanyai terdiam sesaat sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Gulf, "dia sepertinya menolak untuk di sembuhkan."

"Kenapa kau bisa mengatakan seperti itu?"

"Keadaan mentalnya sudah benar-benar hancur, sebenarnya dia sudah mengalaminya sejak beranjak remaja namun karena dia memendamnya sendirian dalam waktu yang cukup lama, hingga saatnya tiba dia seperti menolak untuk bisa dipulihkan seperti semula."

"Apa itu bisa dikatakan jika dia tidak mau kembali ke waktu dimana dia harus menahan dan memendam semua sendirian?" Mew ikut bertanya tentang bagaimana sebenarnya keadaan Tay.

Dokternya hanya mengangguk dengan lesu, "tapi bukan berarti kami menyerah dengan keadaannya, sebisa mungkin kami akan melakukan nya agar dia kembali seperti dia yang sebelumnya."

Mendengar satu per satu kenyataan tentang Tay, membuat Gulf semakin merasa kasihan pada orang yang pernah menjadi bagian terpenting dalam hidupnya. Gulf dan Mew hanya bisa melihat Tay dari jendela kaca saja, mereka tidak bisa bercengkrama bahkan bersentuhan dengan Tay.

Niatnya ingin memeluk, tapi bagaimana lagi jika keadaan tak memperbolehkan. Dilihatnya dengan penuh rasa kasihan, Gulf mencoba menahan remang-remang air dimatanya agar tidak jatuh.

Entah apa yang sedang dipikirkan oleh Tay, tapi matanya jelas menunjukkan kesedihan yang luar biasa. Meski tak ada air mata yang menjadi pendukung, tapi nanarnya menceritakan semua tentang apa sebenarnya yang ada di dalam hati dan pikirannya.

Mew mencoba merengkuh Gulf yang tau jika kini sedang tidak baik-baik saja.

Setelah lama mengunjungi Tay, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. Gulf terus saja terdiam saat telah di dalam mobil, ia terus saja memandang ke arah luar, hal tersebut bukan tak di sadari oleh Mew, hanya saja Mew tau apa yang sekarang sedang Gulf rasakan.

Thalassophile S2 Where stories live. Discover now