Chapter 10

720 70 19
                                    

"Ara, kau sudah bangun?" Terdengar suara Sheeva dari balik pintu.

"Ya, bi." Aurora menarik nafas panjang, mencoba meredakan kekesalannya. Ia melangkah pelan ke arah pintu, menekan handle pintu.

"Morning my mate." Dominic berbisik pelan, mengerling penuh arti, melangkah menuju meja makan.

Aurora mendelik, menatap Dominic yang dengan santai menarik kursi dan duduk.

"Come on, Ara. Kau harus bergegas. Kami akan ke kota." Dominic menarik kursi, tepat di sampingnya. "Duduklah."

"Bibi mau ke kota?" Mata Aurora tampak berbinar, duduk di kursi yang berada tepat di samping Dominic.

"Bibi mau ikut arisan, lalu mungkin berbelanja dan pulang di sore hari." Sheeva tertawa lembut, "Kau mau ikut?"

"Tentu saja." Aurora mengangguk antusias, "Aku bakalan mati karena bosan jika tinggal sendirian di pondok ini. Lagipula aku juga ingin bertemu dengan kepala sekolah, beliau menawariku untuk kembali mengajar kelas seni."

"Tidak ada yang akan mati karena bosan." Dominic mendengus, menyuapkan potongan roti ke dalam mulutnya. "Jangan terlalu berlebihan."

"Itu hanya istilah, D." Aurora mendesah, menatap tajam Dominic, "Astaga, kau ternyata tipe pria hiperbola juga."

"Aku? Bukannya itu kau?" Dominic menyeringai, kembali memasukkan potongan roti ke dalam mulutnya.

"Makanlah, kalian bisa berdebat nanti." Sheeva tertawa pelan, menyeruput pelan teh panasnya. "Kami akan berangkat tiga puluh menit lagi. Kau masih punya cukup waktu untuk bersiap siap, Ara. Itu jika memang kau ingin ikut kami ke kota."

"Tentu saja, bi." Aurora mengangguk.

"Ara, bibi pikir kau tidak perlu menyewa kamar di penginapan. Kau bisa tinggal di sini." Sheeva menatap Aurora, tersenyum lembut.

"Tapi bi....." Aurora mendesah, wajahnya tampak ragu.

"Bukankah kau ke sini untuk berlibur? Pondok ini dekat dengan bukit. D bisa mengantarmu mengunjungi banyak tempat menarik. Bukankah begitu, D?" Sheeva memalingkan wajahnya menatap Dominic yang mendorong piring kosongnya.

"Off course, mom." Dominic mengangguk, menyeringai samar, "Aku punya banyak tempat menarik untuk dikunjungi."

"Bibi rasa, akan jauh lebih aman jika kau berpetualang dengan D dibandingkan kau berpetualang sendirian. D punya banyak peralatan climbing." Sheeva meletakkan cangkir tehnya di atas meja

"Tapi bi, aku benar benar tidak enak...." Aurora menggeleng pelan.

"Ara, sejak kau tinggal di pondok ini, pondok ini terasa lebih hidup dan bibi juga tidak terlalu kesepian. Setidaknya selama kau berada di sini, jadikan pondok ini rumah sementaramu. Okay?" Sheeva menatap Aurora, penuh harap.

"Baiklah bi....." Aurora mengangguk, tidak bisa menolak saat melihat wajah penuh harap Sheeva.

"Good choice, mate." Dominic berbisik sangat pelan, dan Aurora yakin Sheeva tidak mendengar kalimat dari Dominic.

"Biarkan bibi yang membereskan. Bersiap siaplah." Sheeva bangkit, membawa piring kotor ke kitchen sink.

"Kau butuh bantuan, mate?" Dominic mengulum senyum samar.

"Kita harus bicara, D" Aurora mengangkat telunjuknya, menunjuk ke dada D, sebelum akhirnya bangkit dari kursi dan berjalan ke kamar.

"Kau mau bicara apa?" Dominic dengan cepat berdiri, mengikuti langkah kaki Aurora.

"Tidak sekarang, aku sedang terburu buru. Tapi ada banyak hal yang perlu aku tegaskan." Aurora membuka pintu kamarnya, mendelik saat pintu kamar ditahan oleh Dominic, "Apa..."

The Secret Behind YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang