Aurora mengerang pelan, menguap, enggan membuka matanya. Sapuan hangat namun kasar terasa di pipinya.
Nyaman
Aurora menggeliat, menyamankan diri.
"Wake up, mate." Deru nafas hangat terasa menyapu wajahnya.
"Hm...." Aurora bergumam pelan, sebelum kesadaran menariknya.
Wait! Mate?
Aurora membuka matanya dengan cepat, terkesiap saat melihat wajah tegas Dominic berada tepat di depan matanya.
"D? Apa...hmff....." Mata Aurora membelalak, teriakan kagetnya dibungkam oleh bibir hangat dan berat milik Dominic.
Aurora tidak bisa menampik, Dominic sangat mahir berciuman. Ciumannya terasa lembut, tidak terburu buru namun terasa sangat panas.
Panas? Sial!
"Apa apaan kamu, D!" Aurora mendelik, mendorong kuat tubuh keras Dominic menjauh.
"Morning kiss for my mate." Dominic tersenyum samar, mengusap lembut bibir Aurora yang basah dan memerah karena ciumannya. "Aku benar benar beruntung, mate ku sangat cantik walaupun saat bangun tidur."
"Kamu benar benar kurang ajar, D!" Aurora duduk, menepis kasar tangan Dominic dari wajahnya.
"Kurang ajar?" Dominic tertawa pelan, menyeringai tengil, "Anggap saja ini bonus buatku karena aku sudah mencuci piring tadi malam."
"A-apa?"
"Saat alpha mencuci piring untuk mate nya, tentu saja mate harus memberikan hadiah seperti ciuman. Jadi aku memintanya pagi ini. Tidak salah kan, mate?" Mata Dominic mengerling nakal, mengarah pada bagian dada Aurora yang sedikit terbuka karena Aurora tidak mengancingkan kancing piyama bagian atasnya, sehingga mempertontonkan kulit tubuhnya yang lembut dan juga belahan dadanya yang seksi.
"Sialan! Alpha mesum!" Aurora mengangkat tangannya, hendak memukul Dominic, namun Dominic dengan gerakan cepat, menangkap dan menahan tangan Aurora.
"Language, baby girl." Dominic berdehem, merapikan anak rambut yang berjatuhan di wajah Aurora, "Bergegaslah, mom menunggumu untuk sarapan bersama."
Dominic bangkit, melepas cengkramannya di tangan Aurora, mengedipkan matanya, sebelum berjalan keluar dari dalam kamar.
Kau mencari gara gara pada orang yang salah D. Tunggu saja pembalasanku!
Aurora mendengus kesal, namun jemarinya tanpa sadar, bergerak naik menyentuh bibirnya.
Sial! Aku menyukai ciumannya.
Aurora menyibak selimut, bangkit dan berjalan dengan cepat, masuk ke dalam kamar mandi.
*******
Flashback on
"D, bisakah kau memanggil Ara untuk sarapan?" Sheeva terlihat sibuk menggoreng telur dadar.
"Oke mom." Dominic menghela nafas panjang, melangkah ke arah kamar Aurora.
Saat ketukan pelan di pintu kamarnya tidak mendapatkan respon sama sekali, Dominic berinisiatif membuka pintu kamar Aurora yang ternyata sama sekali tidak terkunci.
Ceroboh sekali.
Dominic melangkah mendekati ranjang Aurora, langkahnya terhenti tepat di sisi ranjang. Dominic berjongkok, menatap wajah Aurora yang masih memejamkan matanya.
Dominic tidak menampik, Aurora memang sangat menarik. Dalam kondisi memejamkan mata, wajah Aurora benar benar terlihat polos dan menggemaskan. Alis tebal rapi yang membingkai di atas matanya, bulu mata lentik hitam dan tebal, bibir mungil merah yang menggemaskan dan kulitnya yang tidak terlalu putih, entah mengapa justru membuat Aurora terlihat sangat cantik dan eksotis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Behind You
RomanceMenjadi putri satu satunya dalam keluarga besar Ramiro tidak membuat Aurora tumbuh menjadi gadis manja. Aurora justru tumbuh menjadi gadis yang berjiwa bebas dan menyukai petualangan. Ia gemar mengunjungi berbagai kota dan daerah baru, sekedar menca...