"Kau sudah siap?" Aurora memutar tubuhnya saat mendengar pintu kamar mandi dibuka.
Mungkin, sejenak waktu berhenti berputar bagi Aurora. Dominic yang berdiri di depan pintu kamar mandi terlihat bagai sosok yang berbeda. Rambut hitam Dominic dibentuk ala model pompadour dengan bantuan pome. Tubuh kekarnya dibalut kemeja putih slim fit dengan lengan kemeja yang digulung hingga batas siku, menunjukkan otot lengannya yang kekar. Dan celana bahan navy yang dikenakannya semakin menonjolkan sisi maskulin dari Dominic.
"Ara?" Dominic menahan tawa saat melihat ekspresi wajah Aurora yang melongo dengan mulut terbuka lebar. "Ada apa? Ada yang salah dengan penampilanku?"
"Kau benar benar menjelma menjadi sosok CEO seperti di kisah kisah novel online." Aurora berjalan memutari Dominic, menatap kagum pada Dominic.
"Jadi selama ini aku terlihat seperti apa?" Dominic tertawa, mencubit lembut pipi Aurora.
"Seperti alpha mesum," Aurora tertawa kecil.
"Tapi sayangnya alpha mesum ini berhasil memikat mateku yang sempurna." Dominic tersenyum, kembali merunduk untuk mengecup lembut kening Aurora.
"Sebaiknya kita bergegas, D. Aku masih harus mengurus bagasi." Aurora tertawa kecil, pipinya bersemu merah.
"Baiklah mate kesayanganku." Dominic mengangguk, merapikan pakaian miliknya sebelum dimasukkan ke dalam paper bag.
"Satukan saja dengan pakaianku." Aurora memberi kode agar Dominic memasukkan paper bag ke dalam koper miliknya.
Dominic mengangguk, memasukkan paper bag ke dalam koper milik Aurora dan dengan cekatan merapikan isi koper dan menutupnya. "Kurasa tidak ada lagi barang yang tertinggal." Dominic memandang berkeliling, memastikan semua barang sudah dimasukkan ke dalam koper dan tote bag.
"Ayo..." Aurora meraih handle koper.
"Biar aku yang membawanya untukmu, mate." Dominic mengambil alih koper dari tangan Aurora. "Ini sudah menjadi tugasku sebagai alphamu."
Aurora tertawa pelan, mengangguk dan memilih menggandeng lengan besar Dominic.
**********
Dominic tampak menarik nafas panjang saat hendak keluar dari dalam kabin pesawat yang baru saja mendarat di kota tujuan mereka.
"Kau tegang?" Aurora tertawa kecil melihat wajah Dominic yang tampak tegang.
"Tentu saja. Aku takut dengan reaksi keluargamu. Dan...." Dominic menggantung kalimatnya saat Aurora menarik lengannya keluar dari dalam kabin pesawat, menyusuri garbarata menuju ke arah terminal kedatangan.
"Dan apa?"
"Sejujurnya, kota ini memiliki banyak sekali kenangan buruk bagiku." Dominic mendesah lirih, mengikuti langkah Aurora menuju ke arah tempat pengambilan bagasi.
"Really?" Aurora menghentikan langkah kakinya, memutar tubuhnya untuk menatap Dominic.
"Di kota ini aku memulai semua kejahatanku. Di sini pulalah aku mengakhirinya serta mengalami koma berbulan bulan." Dominic berbisik lirih, menunduk.
"Hei, big alpha!" Aurora memegang kedua lengan Dominic, "Look at me. Semua sudah berlalu, D."
"Maaf."
"Yang sudah terjadi di kemarin kemarin itu, udah gak bisa diubah, D. Kita hidup buat hari ini. So do the best for today. Dan besok? Kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi, jadi jangan terlalu dipikirkan."
"Kau bijak sekali." Dominic mengangguk, membalas genggaman jemari Aurora.
"Jadi penulis itu memang harus bijak." Aurora tertawa lepas, "Ayo kita harus mengambil bagasi." Aurora menunjuk ke arah baggage convenyor.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Behind You
RomanceMenjadi putri satu satunya dalam keluarga besar Ramiro tidak membuat Aurora tumbuh menjadi gadis manja. Aurora justru tumbuh menjadi gadis yang berjiwa bebas dan menyukai petualangan. Ia gemar mengunjungi berbagai kota dan daerah baru, sekedar menca...