"Bersenang senanglah," Sheeva mengedipkan matanya, tersenyum samar, berbisik pelan pada Dominic yang sedang menaikkan rak berbentuk hexagon di bak belakang mobilnya.
"Mom...." Dominic menatap Sheeva, sedikit tercengang.
"Tidak apa apa jika kau mau pulang telat atau ingin menginap, asalkan bersama Ara."
"Mom...."
"Kau sudah siap?" Sheeva menatap Aurora yang sedang menuruni tangga teras kayu.
"Iya, Bi." Aurora mengangguk. "Cuma ini pesanan bibi kan?" Aurora menyelipkan kertas ke dalam saku celananya.
"Pesanan apa?" Dominic menatap Sheeva, sedikit curiga.
"Mom memesan beberapa benang rajut. Mom kapok kalau mom menitipkan pesanan padamu, D. Entah salah beli atau karena tidak ada pilihan warna yang mom inginkan, kau malah membeli warna lain secara asal." Sheeva tertawa pelan.
"Jangan merepotkan Ara, mom." Dominic mendesah pelan.
"Tenang saja. Toko benang rajut juga tidak jauh dari penginapan." Aurora tertawa pelan.
"Kalian harus jalan sekarang." Sheeva mengingatkan.
"Bye, bi." Aurora melambaikan tangannya, segera masuk ke dalam mobil.
"Hati hati ya, enjoy your day." Sheeva melambaikan tangan, wajahnya penuh senyum. Di hatinya terselip sedikit harapan, mungkin saja hati Dominic yang dingin akhirnya akan cair dengan kehadiran Aurora.
Dominic masuk ke dalam mobil, memasang seatbelt dan mulai menjalankan mobilnya meninggalkan area pondok kayunya.
********
"Kau turun di sini?" Dominic menghentikan mobilnya.
"Aku mau mampir ke toko itu, membelikan bibi benang rajut. Kau bisa menjemputku di penginapan." Aurora meraih tas ransel miliknya dan keluar dari dalam mobil.
"Oke, aku akan menjemputmu di penginapan. Aku harus mengantar pesanan dan berbelanja makanan instan." Dominic mengangguk.
"Jangan lupa, kau harus membeli beberapa kaleng sosis dan mungkin kornet." Aurora tertawa pelan, mengedipkan matanya dan melambaikan tangannya.
Aurora masuk ke dalam toko setelah mobil yang dikemudikan Dominic melaju dan menghilang di ujung jalan.
"Miss Ara? Tumben miss ke sini." Deasy, wanita paruh baya, pemilik toko alat kerajinan menyapa Aurora dengan ramah. "Kupikir miss akan mampir ke toko alat tulis dan alat lukis."
"Aku mau membeli beberapa benang rajut saja, pesanan bibi Sheeva." Aurora tertawa ringan, merogoh saku celananya dan mengeluarkan secarik kertas.
"Pesanan Sheeva? Jadi miss benar benar tinggal di sana?" Deasy menerima kertas yang disodorkan oleh Aurora, membacanya sekilas sebelum mulai bergerak mengambil beberapa benang.
"Itu benar, bi. Setelah kecelakaan itu, bibi Sheeva menahanku di sana. Aku tidak bisa menolaknya. Lagipula di sana banyak tempat menarik untuk dikunjungi. Dan tujuan utama aku ke sini sebenarnya memang untuk berlibur, bi."
"Kau pacaran dengan D?" Deasy tertawa kecil, meraih satu paper bag berukuran kecil, mulai memasukkan benang benang yang dipesan oleh Sheeva.
"Tidak bi." Aurora menggeleng cepat.
"Well, tapi kau tau miss Ara, gosip menyebar dengan cepat, terutama dari mulut anak anak. Mereka bilang D si beruang es mengantar jemput Miss Ara kami." Deasy tertawa, menunjukkan layar display, "Itu totalnya. Katakan pada Sheeva, benang t-yarn warna abu tua yang dia pesan belum tiba. Mungkin lusa baru tiba."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Behind You
RomanceMenjadi putri satu satunya dalam keluarga besar Ramiro tidak membuat Aurora tumbuh menjadi gadis manja. Aurora justru tumbuh menjadi gadis yang berjiwa bebas dan menyukai petualangan. Ia gemar mengunjungi berbagai kota dan daerah baru, sekedar menca...