"Kau serius, Ara?" Della tertegun, berusaha meyakinkan pendengarannya.
"Aku serius, Della. Sangat serius." Aurora tertawa pelan melihat ekspresi melongo di wajah Della. "Aku bukan warga kota ini. Aku datang pertama kali ke sini juga karena ikut rombongan mengajar. Lalu aku jatuh cinta dengan keindahan kota ini dan saat tugas mengajar usai, aku memutuskan untuk kembali ke sini untuk mejelajah tempat tempat menarik."
"Tapi kau kembali bukan hanya sekedar menjelajah, kau juga kembali mengajar walau hanya di akhir pekan."
"Karena pada dasarnya, aku memang sangat mencintai anak anak. Mereka sangat manis dengan gaya mereka masing masing." Aurora tertawa pelan, "Sekarang saatnya aku kembali ke rumahku."
"Semua pasti akan merasa kehilangan dirimu, Ara." Della menghela nafas sendu, "D sama sekali belum menghubungimu?"
Aurora menggeleng pelan. Hatinya memang masih sangat terluka dengan sikap Dominic, tapi ia sudah memutuskan bahwa dirinya harus bangkit dan move on. Jika Dominic tidak bisa memberikan apa yang ia inginkan, untuk apa ia bertahan di kota ini?
"Kenapa kalian tidak bertemu saja? Kau dan D? Setidaknya sebelum kau kembali? Kurasa kalian perlu menjelaskan kesalahpahaman di antara kalian berdua."
"Tidak ada kesalahpahaman yang harus diluruskan." Aurora mendesah pelan. Ya semuanya sudah sangat jelas. D bukanlah pria yang siap terikat dalam sebuah hubungan.
"Tapi....."
"Kami hanya berteman. Pertengkaran kecil karena perbedaan pendapat pasti ada kan?"
"Aku menyerah." Della merengut, tampak pasrah, "Kapan kau akan berangkat?"
"Akhir pekan ini. Setelah pamit dengan anak anak di kelas terakhir, aku akan ke bandara dengan bus sore."
"Mereka pasti akan sedih sekali."
"Kalau aku masih punya kesempatan, aku pasti akan main main lagi ke sini."
"Kau janji?"
"Aku tidak berjanji, Della. Tapi akan aku usahakan. Tapi mungkin lain kali, aku akan datang dengan rombongan pendaki."
"Pendaki?"
"Aku ini juga anggota komunitas pendaki, Della." Aurora tertawa kecil.
"Pasti kau satu satunya wanita di sana."
"Tidak juga. Ada dua orang wanita, termasuk diriku."
"Di sini tidak ada gunung, Ara."
"Tidak harus gunung, bukit itu juga menarik. Banyak keindahan alam yang bisa dieksplor di sana."
"Kau masih belum kapok juga ya setelah mendapat jahitan di kakimu."
"Itu tanda mata keren." Aurora tertawa.
"Kau benar benar gadis aneh. Semua gadis tidak ingin ada bekas luka di tubuhnya. Kau malah bilang bekas jahitan itu adalah tanda mata keren."
"Saat kau besar di keluarga yang mayoritas adalah pria, mungkin kau juga akan memiliki pola pikir sepertiku."
"Baiklah, aku tidak ingin mengganggumu. Jika kau butuh sesuatu, katakan saja, jangan sungkan." Della menepuk pundak Aurora, berjalan keluar dari kamar Aurora. "Happy packing."
Aurora tertawa kecil, menatap pintu yang ditutup perlahan dari luar oleh Della. Pandangan matanya kembali beralih pada trolly bag miliknya yang sudah terisi sebagian dengan pakaian dari dalam lemari. Tidak banyak barang miliknya karena memang pada awalnya, ia hanya bertujuan berjalan jalan saja. Siapa sangka ia malah bertemu dengan Dominic dan mengalami banyak pengalaman menarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Behind You
RomanceMenjadi putri satu satunya dalam keluarga besar Ramiro tidak membuat Aurora tumbuh menjadi gadis manja. Aurora justru tumbuh menjadi gadis yang berjiwa bebas dan menyukai petualangan. Ia gemar mengunjungi berbagai kota dan daerah baru, sekedar menca...