Dominic hanya duduk diam, menatap tingkah Aurora yang terlihat sedikit konyol di matanya.
Setelah berjalan bergandengan tangan menyusuri aliran sungai kecil selama 20 menit dan sukses membuat jantung Dominic berdetak tidak beraturan, mereka tiba di danau kecil berair bening.
Danau kecil tersebut cenderung dangkal, namun karena airnya sangat jernih, dasar danau terlihat dengan jelas. Aurora tampak sibuk mengambil foto dan video. Bahkan ia pada akhirnya menggunakan case waterproof untuk ponsel dan mulai memasukkan ponselnya dengan case pelindung ke dalam air danau.
"Sudah selesai?" Dominic menatap Aurora yang berjalan mendekatinya sambil memegang ponselnya.
"Sudah." Senyum lebar terpampang di wajah Aurora, "Indah sekali. Danau apa ini?"
"Warga hanya menyebutnya danau kecil. Belum ada warga yang memberikan nama. Yang pasti, danau ini adalah jenis danau oligotropik."
"Apa itu?" Aurora duduk di samping Dominic, mengeluarkan ponselnya dari case waterproof.
"Browsing sendiri, mate. Aku bukan guru yang pintar menjelaskan."
"Pelit..."
"Intinya, danau yang kaya akan oksigen tapi tidak banyak microorganisme yang hidup di dalam air, termasuk ganggang. Sisanya kau bisa browsing sendiri."
"I will. Tapi nanti saja. Aku sudah lapar." Aurora mendesah, mengusap perutnya.
"Aku sudah kelaparan dari tadi menunggu mate ku yang sibuk sekali."
"Sorry, my alpha." Aurora tergelak, "Aku mendapatkan banyak foto cantik dan video apik untuk medsosku,"
"Wait, sebaiknya kau tidak memposting foto danau ini di medsosmu." Dominic menggeleng.
"Kenapa? Bukankah keindahan alam mesti dibagikan?"
"Lalu akan banyak orang yang berkunjung? Bagaimana jika di antara pengunjung terselip anak anak alay yang membuang sampah sembarangan, melakukan apa saja untuk mendapatkan foto dan video keren demi konten? Lalu ujung ujungnya, tempat ini rusak?" Dominic berdehem, menatap Aurora yang tampak terdiam.
"Kau benar, alpha. Kau ternyata alpha sejati." Aurora terkikik kecil, mengedipkan matanya. "Aku tidak akan menyebut lokasinya, biarkan saja menjadi rahasia. Deal?"
"Jangan ingkar janji, oke?"
"Deal."
"Bisakah kita makan sekarang, mate? Ini sudah hampir jam tiga sore. Apakah kau tidak merasa lapar?"
"Really? Hampir jam tiga? Aku terlalu asyik mengambil foto." Aurora tertawa kecil, meraih tote bag dan mulai mengeluarkan dua buah wadah berisi makanan.
"Wah enak sekali." Aurora memekik kecil saat melihat roti bakar telur ala roti john di satu wadah dan wadah lainnya berisi penne carbonara dengan toping sosis yang berlimpah.
"Dua menu dalam dua wadah?" Dominic menatap wadah makanan.
"Kenapa?" Aurora menatap Dominic, tampak bingung.
"Bagaimana caranya kita makan? Kupikir mom akan menyiapkan bekal untuk dua orang, masing masing satu wadah."
"Makan bersama, D." Aurora berdecak gemas, meraih sendok, menyodorkannya pada Dominic, "Kita bisa makan bersama dari wadah yang sama."
"Kau serius?"
"Tentu saja. Jangan cerewet, D. Makanlah. Ini benar benar enak." Aurora tertegun sejenak setelah menyuapkan penne carbonara ke dalam mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Behind You
Любовные романыMenjadi putri satu satunya dalam keluarga besar Ramiro tidak membuat Aurora tumbuh menjadi gadis manja. Aurora justru tumbuh menjadi gadis yang berjiwa bebas dan menyukai petualangan. Ia gemar mengunjungi berbagai kota dan daerah baru, sekedar menca...