Dominic masuk ke dalam pondoknya. Tubuhnya terasa cukup pegal setelah membantu pemasangan rak di cafe. Keningnya berkerut saat ia menyadari suasana pondoknya terasa sangat sepi. Biasanya terdengar gelak tawa dari Aurora dan Sheeva yang sedang berbincang sore sambil memakan aneka cemilan ditemani secangkir teh.
"D? Kau sudah pulang?" Sheeva menghentikan aktivitasnya merapikan lemari kabinet di dapur.
"Tentu saja, mom. Kalau tidak, aku tidak mungkin ada di sini," Dominic tertawa pelan, menunduk untuk mengecup kening Sheeva.
"Mom ingin bicara hal penting denganmu."
"Bolehkah setelah aku mandi? Aku benar benar gerah, mom."
"Oke." Sheeva mengangguk pelan, "Kau mau minum kopi?"
"Kopi hitam, mom. Aku tidak akan lama," Dominic mengangguk, bergegas masuk ke dalam kamarnya, mengambil pakaian, sebelum masuk ke dalam kamar mandi di dekat dapur.
Sheeva menyiapkan kopi hitam untuk Dominic dan secangkir teh untuk dirinya. Ia memindahkan beberapa potong chocolate cookies dari dalam toples ke atas piring kecil.
Sheeva memutar tubuhnya saat mendengar suara kursi ditarik. Dominic berdiri di samping kursi sambil mengusap kepalanya dengan handuk kecil. Aroma sabun mandi menguar dari tubuhnya.
"Kau sudah selesai?" Sheeva meletakkan cangkir kopi di hadapan Dominic dan piring berisi chocolate cookies di tengah meja. Sheeva meletakkan cangkir teh di atas meja, menarik kursi dan duduk tepat di depan Dominic.
"Mom ingin bicara apa?" Dominic meraih chocolate cookies dan memasukkannya ke dalam mulut, "Enak, mom. Manisnya pas."
"Ara yang membuatnya."
Hening
"Kalian bertengkar?" Sheeva menatap wajah Dominic yang sedang menunduk, menatap cangkir kopinya.
"Mom tidak tau apa yang terjadi di antara kalian, tapi mom berharap kalian bisa menyelesaikannya dengan baik." Sheeva bergumam lembut.
"Hanya perbedaan pendapat saja." Suara Dominic terdengar ragu.
"Apakah perbedaan pendapat yang begitu besar?"
"Maksud mom?" Dominic mengangkat wajahnya, menatap Sheeva, tampak bingung.
"Berarti perbedaan pendapat yang sangat ekstrim, jika tidak, tidak mungkin Ara memutuskan kembali ke penginapan milik Della."
"Apa?" Dominic terhenyak, kaget mendengar kalimat yang keluar dari mulut Sheeva, "Ara kembali ke penginapan? Kapan?"
"Tadi pagi, dua jam setelah kau berangkat ke kota."
"Mom serius?"
"Kau tau mom, D. Mom tidak suka membuat guyonan atau prank. Tapi memang mom sudah merasakan ada yang salah di pagi ini. Wajahmu tidak seceria biasanya, dan kau bahkan memutuskan pergi ke kota sebelum sarapan." Sheeva menghela nafas pelan, meminum perlahan teh dari cangkirnya.
"Bagaimana cara Ara ke kota?"
"Della menjemputnya."
"Dia tidak mengatakan apapun?"
"Tidak." Sheeva menggeleng pelan, "D apa yang sebenarnya terjadi di antara kalian berdua?"
"Kami bertengkar, mom."
"Mom tau itu, D." Sheeva menatap Dominic dengan gemas. "Mom ingin tau apa penyebabnya."
Hening
"D?"
"Ara menguping pembicaraanku semalam." Dominic menghela nafas panjang.
"Kau berbicara dengan siapa?" Sheeva tampak berpikir sejenak sebelum mulutnya terbuka dan matanya membesar, "Semalam dia datang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Behind You
RomanceMenjadi putri satu satunya dalam keluarga besar Ramiro tidak membuat Aurora tumbuh menjadi gadis manja. Aurora justru tumbuh menjadi gadis yang berjiwa bebas dan menyukai petualangan. Ia gemar mengunjungi berbagai kota dan daerah baru, sekedar menca...