Chapter 14

587 73 8
                                    

"Kita akan ke tempat yang kau janjikan, kan?" Aurora menatap Dominic yang baru keluar dari kamarnya, "Semalam kan tidak hujan, jadi medan tidak becek kan?"

"Tentu saja, Ara." Sheeva tertawa pelan, "Bibi malah sudah menyiapkan bekal untuk kalian." Sheeva menunjuk pada box makanan yang bersusun di atas meja.

"Kau mengajar dengan kostum itu?" Dominic menatap Aurora yang terlihat santai dengan kaos t-shirt lengan panjang dan celana panjang cargo.

"Aku hanya mengajar kelas seni, bukan kelas regular. Lagipula ini di akhir pekan, bukan weekdays. Pakaian ini juga lebih nyaman buatku."

"Jangan terlalu banyak membawa barang." Dominic menarik kursi, duduk tepat di hadapan Aurora.

"Hanya satu tas ransel kecil berisi syal, air minum dan bekal dari bibi." Aurora tertawa kecil, tampak antusias.

"Makanlah, kalian harus bergegas agar tidak terlambat." Sheeva menarik kursi, bergabung dengan keduanya.

***********

Dominic mengulum senyum saat melihat anak anak berteriak riang menyambut Aurora yang baru saja turun dari mobilnya.

"Kau menungguku?" Aurora merapatkan pintu mobil.

"Tidak, tapi aku akan menjemputmu, dua jam dari sekarang. Aku akan membeli beberapa peralatan pertukangan. See you my mate." Dominic mengedipkan matanya, tertawa pelan saat melihat Aurora mengangguk kecil, mengangkat jempolnya lalu berbalik melambai ceria pada anak anak muridnya.

Miss kau pacaran dengan beruang es?

Aku berharap kau tidak ketularan sifat dinginnya.

Aku kecewa, miss. Tapi aku iklas jika Miss yang mengencani beruang es ku.

Dominic menaikkan alisnya saat mendengar celoteh anak anak tersebut.

Apa apaan ini? Anak anak juga sudah ikut terkontaminasi gosip dari orang tua mereka?

Aurora berbalik, menggerakkan tangannya ke arah Dominic, memberi kode agar Dominic segera pergi.

Dominic memutar kemudi mobilnya, keluar dari halaman sekolah. Sudut matanya masih sempat menangkap tawa lebar dari Aurora saat berjalan masuk ke dalam gedung sekolah.

Cantik

**********

"Morning, D." Sapaan Jack, pria paruh baya, pemilik toko perkakas, menyapa telinga Dominic saat Dominic melangkah masuk ke dalam toko.

"Kau butuh sesuatu?" Jack tersenyum ramah, menghentikan kegiatannya yang sedang merapikan susunan kunci kunci yang tergantung di rak display

"Aku butuh beberapa jenis cat, kuas, sekrup dan kurasa pernis dan juga amplas." Dominic menatap ke arah lorong toko. "Aku akan mengambilnya sendiri, Jack."

"Oke." Jack mengangguk dan kembali tenggelam dengan kesibukannya, merapikan barang barang di rak toko, berpindah dari satu rak ke rak lainnya.

Sementara itu Dominic tampak sibuk memasukkan barang belanjaannya ke dalam keranjang dorong berukuran sedang. Tidak butuh waktu lama, keranjang itu tampak sudah penuh dengan barang barang. Dominic mendorong keranjang itu menuju meja kasir.

"Finished?" Jack menepuk nepuk kedua telapak tangannya, membersihkan debu yang menempel, melangkah ke arah meja kasir.

"Ini saja?" Jack meraih kardus kosong, meletakkannya di atas meja kasir.

"Jack, aku butuh cat warna walnut dan mahogany. Sepertinya kosong." Dominic menunjuk ke arah rak di mana tumpukan kaleng cat dan pernis berjejer rapi.

The Secret Behind YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang