"Wah...." Aurora memekik senang saat melihat sungai kecil dengan air jernih di hadapannya. Aurora langsung meraup air dengan kedua tangannya, mencuci mukanya.
"Kau tidak bertanya dari mana sumber mata air sungai ini? Kau langsung mencuci mukamu? Bagaimana jika di sumber mata airnya, di bagian hulu sungai, ada peternakan? Dan karena ada peternakan maka di sana ada hewan ternak yang mandi dan membuang.....kotoran?"
Aurora terdiam, menghentikan kegiatannya, berdiri dan menatap Dominic.
"Kau serius?"
Dominic tertawa ringan, mengedikkan bahunya.
"Kau bohong! Tidak ada lagi penduduk di area ini selain dirimu. Lagian terasa aneh punya peternakan di area tinggi." Aurora mendengus, kembali mencuci tangan dan kakinya, termasuk membersihkan lumpur di sandalnya.
"Mateku ternyata cukup cerdas juga." Dominic tergelak, mencuci mukanya di sungai. "Bajuku ternyata sangat kotor." Dominic mengerang frustasi.
"Bukan karena sekedar cerdas, tapi karena aku tau hanya kau yang cukup gila untuk tinggal di area ini. Cocok sekali dengan panggilan alpha. Lepaskan kaosmu." Aurora mengulurkan tangannya.
"Serius? Kau tidak sabaran....auuhh...." Dominic memekik ketika Aurora mencubit kuat lengan berototnya.
"Hei alpha mesum! Aku hanya berbaik hati ingin mencucikan pakaianmu." Aurora mendengus. "Tapi kalau kau tidak mau, tidak apa apa."
"Aku hanya bercanda, mate." Dominic tertawa, bergegas melepas kaosnya, menyodorkan kaosnya ke arah Aurora.
"Celanaku juga kotor, mate. Haruskah kulepas juga?" Dominic menyeringai tengil, melirik pada Aurora yang tampak sibuk mencuci pakaiannya di aliran air sungai.
"Kau kira aku pembantumu?" Aurora mendelik, menatap tajam Dominic.
"Kau mateku, Ara." Dominic tertawa. Aurora memang punya segudang tingkah yang mengejutkan, yang jarang ia temui pada wanita lain pada umumnya. Bicaranya yang blak blakan, tindakannya yang penuh dengan spontanitas, termasuk tidak canggung saat berada di alam terbuka.
"Nih, sekalian." Dominic mulai melepaskan kancing celana pendeknya.
"Kau gila? Stop it!" Aurora mengibaskan pakaian basah ke arah Dominic.
"What are you doing?" Dominic tercengang, mengibaskan air yang membasahi tubuhnya.
"Jangan mendekat!" Aurora membelakangi Dominic.
"Kau pikir aku naked? Oh mate, pikiranmu ternyata benar benar mesum." Dominic tertawa, berkacak pinggang. "Tapi jika kau memintaku untuk bugil pun aku bersedia."
"Try it, alpha mesum. Kupastikan juniormu terbelah dua." Aurora mendelik, berbalik, menatap Dominic yang sedang melepas celana pendek cargonya.
Sialan, seksi sekali.
Aurora menelan salivanya, menatap otot tubuh Dominic yang keras yang kini hanya terbalut celana boxer ketat.
"Kenapa? Kau tidak pernah melihat pria dewasa memakai boxer?"
"Selalu. Aku punya banyak saudara dan sepupu laki laki." Aurora merampas kasar celana Dominic yang berlumpur dan menyodorkan pakaian basah Dominic yang telah bersih dari lumpur.
Dominic tertawa, menerima pakaian basahnya, memerasnya kembali, lalu mengibaskan dengan sengaja ke arah Aurora.
"Kau suka mencari gara gara, alpha sialan!" Aurora memekik saat percikan air dari kaos yang dikibaskan oleh Dominic membasahi tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Behind You
RomanceMenjadi putri satu satunya dalam keluarga besar Ramiro tidak membuat Aurora tumbuh menjadi gadis manja. Aurora justru tumbuh menjadi gadis yang berjiwa bebas dan menyukai petualangan. Ia gemar mengunjungi berbagai kota dan daerah baru, sekedar menca...