WELCOME BACK TO AZREL!
HAPPY READING!
“Boro-boro cewenya beruntung, punya pacar aja gue kaga” gumam Karel.
Hingga akhirnya ia sampai diarea pasar malam.
Ia berjalan mendekat ke kursi yang tadi ia duduki sekarang tengah diduduki oleh Azmaira dan Rizam disampingnya untuk menjaga.
“Dah. Lo bisa main lagi” ucap Karel saat sudah disamping Rizam.
“Logat lo kayak ngusir gue, deh, bukan ngebebasin gue” celetuk Rizam sambil berjalan menjauh dengan mata memicing kearah Karel.
Tak melihat Rizam lagi, Karel memberikan kantung kresek hitamnya ke hadapan Azmaira, “Nih, lupa kan lo”
Azmaira menoleh, “Apa nih?” tanyanya sambil menerima dan membuka isi kresek itu. Terdiam sejenak, Azmaira langsung membelalakkan matanya saat baru menyadari sesuatu.
Melihat reaksi Azmaira yang terkejut, membuat dirinya membuka layar ponsel dan menyodorkan ke hadapan Azmaira. Hal ini sudah ia duga jika Azmaira akan terkejut menyadarinya.
Azmaira menoleh kearahnya, “Kok lo inget? Gue aja ga inget sama sekali. Tapi makasih, ya” ucapnya mendapatkan deheman dari Karel.
Azmaira menoleh ke kanan kiri seperti mencari sesuatu.
Menyadari hal itu, Karel bertanya; “Nyari apa?”
Azmaira kembali menatap Karel, “Nyari toilet. Dimana ya? Lo tau, nggak?”
“Dideket Indomaret ada mushola yang toiletnya didepan. Mau gue anter?” tawar Karel mendapat gelengan dari Azmaira.
“Gak perlu. Gue ke sana dulu, ya! Sekali lagi makasih udah ngingetin!” pamit Azmaira beranjak pergi menuju toilet mushola sambil membawa kresek hitam berisi keperluannya.
Sampai didekat mushola, ternyata ada dua ibu-ibu yang tengah duduk dikursi yang ada didepan mushola.
“Assalamualaikum, ibu. Saya permisi mau pake toiletnya, boleh gak bu?” izin Azmaira dengan sopan.
Ibu-ibu tersebut lantas menoleh kearah Azmaira, “Waalaikumsalam” balas kedua ibu-ibu itu.
“Boleh, kok. Pakai aja” ucap salah satu ibu tersebut disertai senyum ramah.
“Makasih banyak, ya, buk” ucapnya. Setelah mendapat anggukan dari kedua ibu-ibu itu, Azmaira bergegas masuk ke toilet perempuan untuk memakai benda yang dibelikan Karel tadi.
Setelah selesai, Azmaira keluar toilet dan berterima kasih sekali lagi kepada ibu-ibu yang tadi mempersilahkannya dengan senang hati.
Azmaira berjalan untuk kembali ke area pasar malam yang semakin malam semakin ramai pengunjung yang datang.
Ia mendekat dan duduk dikursi yang ia tempati oleh Karel tadi. Namun Karel entah pergi kemana.
Azmaira merogoh ponsel dari dalam saku gamisnya dan bersantai dengan memainkan ponsel yang tadi ia ambil.
Tiba-tiba Karel mendatanginya dengan segelas teh panas, “Nih minum biar perut lo anget” sodornya.