WELCOME BACK TO AZREL!
HAPPY READING!
“Udah sampe, buruan tidur.” titah Karel setelah merebahkan gadisnya keatas kasur kamar Azmaira.
Azmaira mengangguk lalu mulai memejamkan mata.
Karel dengan setia mengelus kepala Azmaira dengan sayang hingga gadis itu terlelap dalam tidurnya.
Dari arah balkon,
Cekrek!
Karel sontak menoleh kearah kaca balkon yang tak tertutup tirai, “Fuck.” umpatnya lirih.
Karel segera beranjak menuju arah balkon untuk mencari tahu siapa yang memotret dirinya dan Azmaira tadi.
Setelah bergegas membuka pintu kaca balkon, namun nihil, tak terdapat siapapun dibakon.
Karel mendekat kearah pembatas balkon dan memandang lurus kedepan.
Karel memikirkan siapa yang selalu memotret dirinya?
Akhir-akhir ini indera pendengaran Karel selalu mendengar suara kamera tengah menangkap foto, dan ia merasa bahwa kamera tersebut mengarah kepadanya. Namun saat mencari-cari, ia tak menemukan sejak setitik pun.
Semakin lama Karel berpikir semakin dalam.
Setelahnya ia tersadar lalu menyisir rambutnya ke belakang menggunakan tangan seraya mengembuskan napas dalam.
Persetan dengan masalah itu, ia harap hal tersebut tidak terlalu mengganggu kedepannya.
Melihat langit yang mulai menggelap, Karel segera berjalan ke dalam lalu menutup pintu balkon sekaligus dengan tirainya.
Setelah selesai, Karel berjalan mendekat untuk melihat gadisnya.
Ia tersenyum sayang saat melihat wajah polos Azmaira ketika tengah tertidur.
Karel mendekatkan wajah lalu mencium dahi gadisnya lembut. “Selamat tidur, Princess.” bisiknya.
***
Singkat cerita, pagi pun tiba. Seperti biasa seluruh makhluk hidup akan beraktivitas kembali.
Sama dengan Karel dan Azmaira. Setelah sekian lama ia tidak sekolah, akhirnya mereka akan menjalani hal itu lagi.
Brumm brummm!
“Karel! Sekolah!”
Tin! Tin!
Pagi hari Karel disambut dengan geberan, teriakan, dan bell motor Azmaira.
Tak lama akhirnya Karel keluar membuka pintu.
“Lah gak bareng?” tanya Karel saat melihat Azmaira memakai motor sendiri dengan merk yang sama seperti motornya.
“Kaga, udah lama gue gak pake motor ini, kangen.” jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
Karel itu tersenyum lalu mendekat untuk mengaitkan kunci helm full face Azmaira yang sengaja gadis itu tak kaitkan. “Helm-nya tu dikunci! Bandel banget,” gemas Karel.
“Ngapain dikunci sih, udah tau gue sering susah bukanya!” protes gadis itu.
“Yang penting lo aman. Masalah bisa atau enggak nya, biar gue bantuin.” tutur Karel.
“Ya udah, iya. Ayo berangkat, hari ini gue piket kelas,” ujar Azmaira diangguki Karel.
Karel segera mengambil motornya lalu menaiki untuk menuju sekolah.
“Keren bener cowo gue! Untung naksir nya ke gue AHAHAHA!” batin Azmaira bersyukur sembali memandang Karel yang sudah siap menarik gas.
Untung saja Azmaira menggunakan helm full face jadi Karel tak akan tahu jika wajah gadis itu sudah memerah akibat salah tingkah.
Tin!
Terkejut, akhirnya Azmaira tersadar. “Eh, iya. Ayok!”
“Duluan, biar gue dibelakang lo.” titah Karel diangguki Azmaira.
Mereka pun mengendarai motor dengan Azmaira didepan dan Karel dibelakang. Namun Azmaira sering merendahkan kecepatannya agar motornya dan Karel berdampingan.
Deruman motor mereka berdua terdengar sangat keren menggelegar. Setelah Azmaira dan motornya memasuki kawasan sekolah, ia langsung menjadi pusat perhatian, juga dengan Karel.
Rizam dan Herzo yang masih bertengger dimotor yang terletak diparkiran pun segera bersorak.
“Gila bocah tengil naik motor comeback, broo!!” pekik Rizam.
“Keren bener lo berdua, gila!” puji Herzo lalu mendekat ke Karel dan berpelukan ala laki-laki.
Siswa-siswi yang berlalu-lalang mulai memotret ataupun mengambil video Azmaira dan Karel yang terlihat keren bak di cerita novel.
“Karel! Bukain!” sungut Azmaira. Ia akan menagih apa yang tadi Karel ucapkan saat masih didepan rumah cowok itu.
Karel terkekeh lalu mendekat untuk melepaskan pengait helm gadisnya.
Setelah kepala Azmaira sudah lepas dari beban sekaligus pelindung tersebut, Karel segera merapikan helai-helai rambut gadis dihadapannya yang tingginya hanya sedada Karel. Jadi jika mereka berhadapan terlalu dekat, dan jika Azmaira tak mendongak, ia hanya dapat melihat dada bidang Karel.
*****
TBC.
Makin lama makin males nulis, buset😵😵
Nangis banget:((
Takut ni cerita gak kelar, padahal punya wishlist kalo mau nyelesaiin cerita ini gak sampe tahun baru, huhuu ╥﹏╥