4# PASAR MALAM

15 8 1
                                    

WELCOME BACK TO AZREL!

HAPPY READING!

Seperti yang dikatakan Azmaira, Karel, dan Herzo, yang akan datang ke acara syukuran dirumah Rizam, mereka kini akan mengendarai motor masing-masing dengan Azmaira yang berada dijok bonceng milik Karel.

Awalnya Herzo tidak berniat untuk berangkat bersama, tetapi karna perjalanan ke rumah Rizam perlu melewati komplek Karel dan Azmaira, maka dari itu niat berangkat sendirinya ia urungkan. Ditambah posisi Azmaira dan Karel yang sudah menaiki motor dijalanan depan rumah membuat Herzo dapat melihat keberadaan mereka.

“Yok berangkat!” ucap Karel menginstruksi Herzo untuk segera menjalankan motor menuju rumah Rizam.

Perjalanan ke rumah Rizam berjalan dengan tenang sesuai harapan.

Sampai dirumah Rizam, mereka bertiga langsung disambut hangat oleh keluarga Rizam. Karna keluarga Rizam tahu persahabatan mereka berempat yang terjalin cukup lama tanpa adanya hal yang merugikan satu sama lain membuat anggota keluarga Rizam menaruh kepercayaan kepada mereka untuk berteman dengan Rizam.

Setelah mencari tempat duduk lesehan yang nyaman, akhirnya mereka berempat duduk dengan posisi Rizam disebelah kanan, Karel disebelah kiri Rizam, lalu Azmaira disebelah kiri Karel, dan Herzo berada disebelah kiri Azmaira.

Kini tampilan mereka terkesan sopan. Karna pakaian Azmaira yang mengenakan gamis merah maroon dengan hijab segiempat berwarna hitam. Karel mengenakan kemeja batik lengan panjang  yang digulung hingga lengan ditambah celana kain berwarna hitam dan juga peci hitam yang melengkapi.
Herzo juga tak kalah keren, ia mengenakan kemeja hitam polos lengan panjang dipadukan dengan celana jeans biru dongker, juga peci hitam yang melengkapi.
Tak lupa dengan Rizam, kini lelaki itu mengenakan baju koko warna biru langit, sedikit berbeda dengan kedua teman cowoknya, Rizam mengenakan sarung motif batik, juga sama, dengan peci hitam yang menyertai.

“Abis syukuran ni kelar, kita jalan-jalan naik motor yok,” ajak Herzo sambil menatap netra satu persatu sahabatnya.

“Ayo aja gue, mah” ucap Karel menyetujui.

“Gue sih ngikut, soalnya dibonceng, hehe” sahut Azmaira menyengir.

“Waduh gimana, ya? Celana panjang gue abis semua, anjir” ucap Rizam mengeluh.

“Jadi ini alasan lo make sarung?” tanya Azmaira.

“Iyalah, yakali gue ngerayain syukuran make kolor doang. Kan gak mungkin,”

Mereka bertiga sontak cekikik an karna tak enak jika tertawa terbahak-bahak disituasi yang tidak mendukung ini.

Herzo mengakhiri terlebih dahulu cekikikan nya dan bertanya; “Gue kira lo bakalan jadi anak alim makanya pake sarung, eh taunya ke habisan celana” ujarnya dan disambung tertawa lagi.

Rizam hanya menatap malas mereka bertiga yang tengah menertawakan dirinya. Ia sudah menduga hal ini akan terjadi.

Menetralkan napas yang habis akibat tertawa, Karel menatap Rizam. “Emang ini acara syukuran apaan?”

“Bokap gue abis beli mobil” jawabnya.

“Widihh, bokap lo berduit juga, ye” sahut Azmaira.

AZRELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang