WELCOME BACK TO AZREL!
HAPPY READING!
Cukup lama berkeliling mencari gadisnya, akhirnya Karel pun menemukan Azmaira di tempat makan ramen.
Gadis itu tengah melahap ramen dengan raut kesal sambil memainkan ponselnya.
Karel tersenyum hangat memandang dari kejauhan.
Tak menghampiri gadisnya, Karel malah berjalan ke tempat pembayaran.
“Halo Kak, selamat datang. Ada yang bisa dibantu?”
“Saya mau bayar makanan cewe yang duduk ditempat itu, kak,” ucap Karel seraya menunjuk kearah Azmaira.
Perempuan yang bekerja ditempat pembayaran tersebut melihat kearah tunjukkan Karel.
“Oh, iya Kak. Untuk pembayarannya mau lewat apa, Kak?”
“Cash aja.” jawab Karel menyerahkan uang lima lembar uang seratusan. “Gak usah kembalian.”
“Maaf, ini kebanyakan, kak, saya tidak mau menerima.”
“Gak pa-pa, nanti siapa tau cewe itu mau nambah. Tapi nanti kalo dia cuma beli itu aja, langsung dicegah, bilang aja ada acara apa gitu sampe digratisin.” jelas Karel.
“Oalah begitu, ya udah, Kak, siapp.”
“Oh, iya, kalo boleh tau, cewe itu siapanya kakak, ya?”
“Cewe saya, lagi pundung dia.”
“Oalahh, hahaha, lucu cewenya.”
*****
“Gila kenyang banget gue, anjir. Pengen balik pake acara dikasih gratisan lagi, mana enak banget.” ujar Azmaira dengan rasa keluh dan bersyukur menjadi satu.
“Karel mana, ya? Kebelet kencing, lagi. Toilet dulu lah.” ucap Azmaira menuju toilet.
Azmaira pun memasuki toilet dan segera melepas panggilan alamnya.
Setelah merasa selesai, Azmaira memutar gagang pintu.
Namun, tiba-tiba pintu toilet yang Azmaira gunakan seperti terkunci dari luar.
Merasa dalam bahaya, Azmaira mulai gelisah dan semakin agresif mencoba membuka pintu.
“Kenapa lagi, kucing! Gue kekunci nih? Sialan!” batin Azmaira menggerutu.
Flashback on,
“Nungguin Ira makan, apa gue beliin kado aja, ya? Biar dia gak pundung lagi.” pikir Karel tengah berada duduk dikursi depan tempat makan Jepang yang Azmaira tempati.
“Beliin aja, deh.” utus Karel beranjak menuju toko boneka yang lumayan jauh dari tempat Azmaira.
Setelah melihat kepergian Karel, dua gadis yang tengah bersembunyi tersebut tersenyum licik.
“Karel mana, ya? Kebelet kencing, lagi. Toilet dulu lah.” ucap Azmaira menuju toilet.
“Eh, Kak, dia ke toilet tuh,”