WELCOME BACK TO AZREL!
HAPPY READING!
"Hah?" bingung Azmaira, ia masih mencerna kalimat yang terlontar tiba-tiba dari kakaknya.
Beberapa detik kemudian Azmaira membelalakkan matanya kearah Karel yang sedang tersenyum jahil.
Azmaira mengernyitkan alisnya sambil berekspresi marah yang mengartikan 'Lo bilang ke Kak Faira?'
Karel mengangguk. Azmaira kembali menautkan alis dan berekspresi sesuai isi hatinya yang berbicara 'Dia marah nggak?' Mereka berdua seolah berbicara dari batin ke batin.
Karel menggeleng menjawab.
Peristiwa tersebut membuat Faira kebingungan, "Lo berdua ngapain, sih? Bisa-bisa nya bicara pake batin." ucap Faira heran saat melihat adiknya dan Karel sedang berinteraksi melalui batin, padahal dirinya sendiri bersaudara kandung dengan Azmaira, namun mereka tidak bisa berinteraksi batin seperti itu.
Azmaira menoleh, "Iya, Kak, kita emang pacaran." ujar Azmaira memberi tahu.
Faira kembali tersenyum, "Bagus! Gue kawal sampe pelaminan!" seru Faira lalu menoleh ke Karel, "Heh, lo! Cowo nya adek gue! Jaga adek gue baik-baik, ya, awas aja ampe macem-macem, gue tebas pala lo!" ancam Faira.
Karel terkekeh, "Siap, kapar!" ucapnya dengan tangan memberi hormat.
"Apaan kapar?"
"Kakak ipar," jawab Karel mendapat timpukan bantal dari Faira.
"Tawuran mulu lo berdua, ayo makan, keburu dingin ini." ajak Azmaira melerai keduanya.
"Ayo, laper, nih, gue." ucap Faira.
"Makan lesehan enak, nih." celetuk Azmaira lalu terduduk dilantai beralaskan karpet bulu. Faira dan Karel pun ikut duduk membentuk lingkaran.
Azmaira mengambil nasi goreng dari dalam kresek lalu dibagikan ke Faira dan Karel.
"Gak pake sendok?" tanya Faira saat tidak melihat alat makan itu.
"Lupa, ambilin gih." suruh Azmaira.
Faira berdecak lalu beranjak ke dapur untuk mengambil tiga sendok.
Setelah kembali, Faira segera membagikan sendok lalu ia terduduk.
"Eh, dek, nanti malem ayah sama mama pulang karna mereka bakal libur panjang, loh!" ujar Faira memberi tahu.
Azmaira yang sedang menelan nasi goreng pun tersedak dan langsung memegangi lehernya yang terasa perih.
Karel segera memberi Azmaira air putih untuk menghilangkan perih dileher gadis itu.
Setelah mereda, Azmaira kembali menatap Faira yang menyuapkan nasi goreng ke mulut. "Serius, kak?" tanyanya antusias, kedua orang tua nya sangat jarang mendapat hari libur, karna itu lah Azmaira sangat antusias sehingga tersedak.
Faira mengangguk karna mulutnya masih mengunyah.
"Yah, ayah sama mama gue kaga pulang masa," keluh Karel memelas.
Faira menatap Karel malas, "Masih muda udah pikun, lo. Ortu kita satu perusahaan, geblek!" ujar Faira.
Mendengar ucapan Faira, raut wajah Karel langsung berubah semangat dengan sorot mata berbinar. "Widih! Sampe lupa, gue. Akhirnya mereka kaga lupa sama anaknya." Ucap Karel berbicara sendiri.