29# KECEWA

14 1 3
                                    

  WELCOME TO AZREL!

HAPPY READING!

Bangsat lo, ngaku ke WC malah nemplok di kantin!kesal Herzo lalu ikut duduk dikursi kantin samping Rizam.

“Hehe, males gue kalo dideketin begitu. Ya wajar aja sih, kan cogan, cewe mana yang kaga klepek-klepek ama gue,”

“Najis lo Sutris!”

“Kambing lo!”

“Tadi tu cewe minta nomor ke lo juga?”

“Iya, anjir,”

“Trus? Lo kasih?”

“Kaga lah bego,”

“Lah, trus?”

“gue ngasih nomornya tukang sedot WC!”

“ANJRIT! PINTER LO! HAHAHAHA”

“HAHAHAHA!”

***

“Udah sore, gue balik, Ra.” pamit Karel setelah bermain dirumah Azmaira beberapa jam lalu sepulang sekolah.

“Iya, hati-hati,” jawab Azmaira cekikikan.

“Orang cuma lima langkah juga nyampe, Ra,”

“Eh iya, HAHAHAHA, biar kek orang-orang lahh,”

Karel menggeleng gelengkan kepala sambil terkekeh.

“Ya udah, gue balik, Assalamu'alaikum.” salam Karel lalu berlenggang pergi.

“Waalaikumsalam.” jawab Azmaira dengan senyum yang belum luntur.

Azmaira masuk ke dalam rumah dan mandi.

Sampainya Karel di rumahnya, ia meletakkan ponselnya ke nakas lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Sepuluh menit berlalu, Karel baru saja keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah lengkap ia kenakan didalam kamar mandi tadi.

Ia menggosok rambutnya yang basah akibat keramas menggunakan handuk rambut sembari mengaca.

Belum sepenuhnya kering, Karel menaruh handuk tersebut dibahunya sebagai sampiran lalu menuju bibir kasur dan duduk.

Ia mengambil ponsel dan mengotak atik beberapa aplikasi.

Merasa tak ada pesan yang penting, ia teringat bahwa mempunyai aplikasi Twitter yang sudah lama tidak ia pakai.

Karel pun membukanya dan melihat beberapa postingan pengguna Twitter.

Saat men-scroll postingan, tiba-tiba jarinya tak sengaja mer-refresh dan digantikan oleh postingan yang baru diunggah.

Mata Karel sontak terbelalak terkejut melihat ada seseorang dengan nama akun Azmaira yang memposting foto Azmaira yang tak memakai sehelai benang pun ditubuhnya tengah berpose gila kearah kamera yang mengundang hasrat laki-laki, dan postingan tersebut menggunakan caption : 'Mandi dulu biar ga gerah sayang'

Karel segera mematikan ponselnya dengan emosi hingga urat leher dan tangannya mencuat, wajah nya merah padam, ia bingung dengan postingan tersebut, namun ia sudah dikendalikan oleh emosi.

Segera ia melempar handuk yang tadi berada di leher ke sembarang arah, mengeratkan genggaman ponsel, ia segera menghampiri rumah Azmaira dengan emosi yang tak terkendali.

Sampai didepan pintu utama rumah Azmaira, Karel mengetuk pintu dengan tempo yang tak beraturan, ia sedang bergelut untuk mengontrol emosinya agar tidak meledak-ledak.

Tak lama kemudian, pintu pun dibukakan oleh Azmaira yang mengenakan piyama celana panjang dan atasan lengan pendek, dapat dilihat bahwa gadis itu sudah mandi.

“Kenapa, Rel?” tanya Azmaira tersenyum tulus.

Karel tak membalas senyum, ia hanya menatap Azmaira dengan sorot kebencian membuat Azmaira melunturkan senyumnya.

“Karel?” bingung Azmaira. Apakah ia melakukan kesalahan besar hingga Karel menatapnya seperti ini? Padahal tadi sore mereka baik-baik saja. Ini pertama kali seorang Karel memberikan tatapan tak mengenakkan yang Azmaira dapat setelah belasan tahun bersama.

“Maksud lo apa?” tanya Karel dingin dengan nada dan tatapan yang merobekkan hati Azmaira.

“Maksud? Maksud apa?” bingung Azmaira dengan mata yang berkaca kaca.

“Lo semurah itu? Gue kecewa sama lo, Ra.” ucap Karel berusaha tak meledakkan emosi dihadapan gadisnya.

“Kecewa apa? Murah? Gue murah? Apa sih, Rel?”

Dengan cepat Karel mengirim screenshot-an postingan tubuh Azmaira dari Twitter ke nomor WhatsApp Azmaira.

Suara nostifikasi ponsel Azmaira berbunyi, ia membuka pesan Karel yang mengirimkan file foto.

Azmaira segera mengunduhnya dan selesai. Setelah melihat, beberapa detik Azmaira terkejut mematung.

“Bagus lo begitu? Gue ga nyangka lo bisa kayak gini.” setelah mengucapkan kalimat tersebut Karel berbalik badan dan berlalu pergi menuju rumahnya meninggalkan Azmaira.

“Rel! Karel! Lo salah paham, ini bukan gue!” isak tangis Azmaira pecah, ia berusaha meraih tangan Karel namun setiap ia berhasil selalu dihempaskan oleh laki-laki itu.

Entah tubuhnya sudah sepenuhnya dikuasai emosi atau apa, Karel sudah tak peduli lagi bagaimana kondisi Azmaira sekarang yang tengah menangis sembari menatap punggungnya yang semakin lama semakin menghilang ditelan pintu.



***

TBC.

Kemarin udah sampe gumoh uwu uwu an nya, sekarang mulai konflik, cihuyy!

Ntar, ya, Karel and Maira, kalian author siksa dulu, ya, sayangg

Enak kali ya, kalo selanjutnya dikasih chapter khusus buat visual-visual mereka?

Sawernya jangan lupaaaaaaaaa😤😤

Yang udah sawer, trimakasii lovvvv🌷🌷

AZRELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang