WELCOME BACK TO AZREL!
HAPPY READING!
“Sayang, ayo bangun, hey? Jangan pingsan terus, maaf, ya, aku telat nolongin kamu, semua ini emang salahku. Ira, bangun yuk? Ayo marahin Arel..” ucap Karel seorang diri sambil menidurkan Azmaira dikursi panjang yang berada ditempat Makan Jepang dengan posisi paha Karel menopang kelapa gadisnya seraya mengelus-elus wajah Azmaira.
Flashback,
“Ra, Ira bangun, ra! Ira!! ARGHHH! FUCK!” teriak Karel terduduk dilantai menopang badan Azmaira yang tak sadarkan diri.
Mendengar suara teriakan dari dalam toilet, suami dari pemilik Tempat Makan Jepang tersebut segera menghampiri sumber suara.
“Loh, mas, ini mbaknya kenapa? Ayo-ayo dibawa ke kursi sana, disini dingin takut kalo lebih parah,” ujar Bapak itu.
Hampir membantu mengangkat tubuh Azmaira, Karel mencegah, “Gak usah, Pak. Saya bisa kok bawanya.” ucap Karel diangguki Bapak tersebut.
Segera Karel menggendong Azmaira ala bridal style menuju kursi yang sekiranya nyaman untuk meletakkan gadis itu.
Setelah memposisikan dirinya dan gadisnya, Bapak tadi berjalan mendekat seraya menyodorkan beberapa minyak yang dipercaya dapat menyadarkan ketidak sadaran.
“Ini kebetulan ada beberapa minyak, semoga cewenya bisa cepet sadar, ya, mas,” ujar Bapak tersebut lalu pergi setelah sodorannya diterima baik oleh Karel.
Meskipun minyak yang diberikan oleh Bapak itu adalah minyak yang sangat dibenci oleh gadisnya, namun ia harus tetap menerima walaupun tak diguna.
Karel merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan sebotol minyak kesukaan Azmaira, lebih tepatnya minyak telon bayi.
Karel pun membuka dan mengarahkan minyak tersebut ke pernapasan Azmaira. Ia harap semoga dengan cara ini, gadisnya dapat tersadarkan diri.
Flashback off.
Lima belas menit pun berlalu, akhirnya Azmaira mulai mengeluarkan tanda-tanda kesadarannya.
Mengerjapkan mata guna menyeimbangkan cahaya yang masuk kedalam pupilnya.
Perlahan Karel membantu gadisnya untuk terbangun.
“Ada yang sakit, hm?” tanya Karel sambil merapikan helai rambut Azmaira yang berantakan.
Azmaira terlihat kebingungan, “Aku pusing...” ucap Azmaira manja sambil menyenderkan kepalanya ke pundak Karel.
Peristiwa yang sangat langka, peristiwa dimana Azmaira bersifat clingy kepadanya.
Karel tersenyum manis lalu meraih tubuh kecil Azmaira untuk dibawa ke pelukannya. Karel memeluk Azmaira seraya mengusap-usap kepala gadisnya dengan sayang.
Tiba-tiba Azmaira menangis di dalam pelukannya.
Merasa kaos polosnya basah, Karel menarik dagu Azmaira untuk memastikan, “Hey, kenapa nangis?” tanya Karel sambil menghapus air mata Azmaira.
“Sini cerita,” ujar Karel menawarkan seraya terus mengusap kepala gadis itu menggunakan tangan kanan, dan tangan kiri digunakan untuk merengkuh pinggang gadisnya agar lebih dekat dengannya.
Disela-sela sesenggukan, Azmaira berucap; “Aku takut...”
“Takut kenapa? Hm? Masalah tadi?”
Azmaira mengangguk lalu kembali memeluk Karel erat dengan kepala yang berada didada Karel.
“Husstt, jangan takut, aku disini. Mungkin tadi pintunya rusak, udah, ya, jangan dipikirin.” ujar Karel diakhiri mencium pucuk kepala gadisnya.
Sadar atau tidak, mereka berdua mengumbar kemesraan ditempat umum, lebih tepatnya di restaurant.
“Mau pulang?” tawar Karel.
Azmaira mengangkat kepalanya lalu mengangguk dan menghapus sisa tangisnya.
Singkat waktu, mereka berdua sudah berjalan menuju diparkiran mall.
Cekrek!
“Kak, mereka udah menuju parkiran.”
“Bukti?”
*Send photo
“Bagus.”
“Mau kemana lagi?” tanya Karel.
“Pulang aja, aku cape pengen tidur.” jawab Azmaira.
Karel mengangguk lalu memasangkan helm fullface ke kepala Azmaira terakhir memasangkan ke kepalanya.
Tanpa menunggu lama, mereka mulai menaiki motor besar Karel dan menjalankannya.
Selang waktu, mereka sudah berada dihalaman rumah Karel.
Selesai melepas helm masing-masing, Azmaira tak kunjung berjalan pulang menuju ke rumahnya.
“Loh, gak pulang? Katanya pengen tidur?” heran Karel melihat gadisnya yang masih setia berdiri dipijakan pertama kali setelah turun dari motor.
Azmaira tak menjawab, gadis itu hanya menatap dengan tatapan memohon ke Karel.
Karel berpikir sejenak, “Mau ditemenin?” tawar Karel dengan cepat diangguki Azmaira.
Karel terkekeh lalu segera menggendong tubuh kecil Azmaira seperti karung beras.
Azmaira tidak protes, ia sangat lelah dengan hari ini, lagipula, ia juga sedang malas berjalan.
***
TBC.
Tebak siapa sipaling 'cekrek' itu?😃
Kalian mau dicekrek, gakk? Wkwkw
Kalo gak mau, makanya sawer dulu authornya😁😁
Yang sawer semoga masuk surga,
Yang gak sawer semoga masuk angin🌷🌷Yang mau vote, terimakasih orang baik😁💌💌