WELCOME BACK TO AZREL!
HAPPY READING!
Tin tin!
Bunyi klakson motor milik Karel terdengar sampai kamar Azmaira.
“Bentar! Gue masih nyari kaos kaki!” teriak Azmaira agar Karel dapat mendengar suaranya.
“Nah, temu!”
Setelah memakai kaos kaki dan sepatu dengan lengkap, Azmaira turun ke lantai satu untuk menghampiri Karel karna kamarnya berada dilantai dua.
“Ayok,” ucap Azmaira ke Karel saat tepat berada didepan cowok itu. Karel pun menyodorkan helm ke Azmaira untuk dipakai.
“Udah?”
“Udah!” jawab Azmaira lalu naik ke jok belakang motor kawasaki ninja 250 hitam milik Karel.
Setelah keduanya siap, Karel segera melajukan motornya menuju sekolah mereka.
Ditengah perjalanan, Azmaira menepuk-nepuk pundak Karel, “Eh eh! Cewe lo!” ucap Azmaira sambil menunjuk waria yang tengah berjalan genit mengitari kendaraan yang tengah terjebak lampu merah.
“Ngawur!”
Mendapat respon dari Karel, Azmaira terkikik geli melihat muka malas sahabatnya.
Sampai diparkiran sekolah, Karel dan Azmaira langsung disambut oleh Herzo dan Rizam yang juga baru datang.
“Widih! Barengan kita.” sambut Rizam saat dirinya dan Herzo sudah turun dari motor menghampiri Karel dan Azmaira.
Karel dan Azmaira terkekeh lalu menyambut mereka dengan ber-tos ria.
“Gak tinggi-tinggi deh perasaan,” ucap Rizam meremehkan Azmaira sambil merangkul bahu gadis itu untuk diajak masuk sekolah.
“Lo-nya yang kayak titan, ya, anjir!” sahut gadis itu memutar kedua matanya malas.
Mereka berempat berjalan bersama. Karel berbincang dengan Herzo, dan Rizam yang merangkul Azmaira.
Peristiwa tersebut mengundang pasang mata dan cibiran dari murid lain.
“Azmaira itu siapanya mereka, sih!”
“Enak banget jadi Maira, bisa deket sama cogan.”
“Ganteng ditambah cantik! Circle mereka emang visualnya gak main-main”
“Kak Karel ganteng banget, anjir!”
“Yang pake celana jodoh gue!”
Dan masih banyak lagi.
Walaupun sering kali menjadi bahan omongan, mereka berempat tidak mempedulikan hal itu.
Sampai dikelas Azmaira, Rizam pun melepaskan rangkulannya. “Belajar yang pinter, jangan tidur mulu” ucap Rizam. Mendengar penuturan dari manusia yang merangkulnya tadi, Azmaira hanya berdehem sebagai jawaban.
“Ke kantin yok, Ra. Nongkrong nongkrong aja sambil nunggu bell” ajak Herzo.
“Ga bisa, gue mau nyontek tugas nya Reyna. Hari ini guru gue Bu Wanda, tau lah seberapa killer nya”