2# JANTUNG REYNA

40 9 2
                                    

WELCOME TO AZREL!

HAPPY READING!

"Assalamualaikum, KARELLL!" salamnya bak preman saat mendatangi rumah Karel yang masih tertutup.

Mengetuk pintu berkali-kali, akhirnya membuahkan hasil. Ibu Karel keluar membukakan pintu, "Waalaikumsalam, ehh Maira, sini masuk" ujar Maya-mama Karel menyambut kedatangan Azmaira dengan hangat.

Azmaira pun melangkahkan kaki ke dalam rumah bernuasa putih bersih itu dan sesekali mengedarkan pandangan, "Karel mana Tan?" tanya Azmaira saat tidak melihat batang hidung sahabatnya sama sekali.

Maya menoleh saat ada pertanyaan untuknya. "Lagi dikamar mungkin siap-siap. Maira udah sarapan belum?"

"Udah kok Tan. Maira samperin Karel dulu ya, Tan" izinnya lalu berjalan ke kamar Karel.

Tok tok tok

"Buka woy!"

Karel terkejut saat mendengar suara Azmaira. Karel yang kini tengah memasukkan buku ke dalam ransel ia urungkan untuk membukakan pintu.

Berjalan mendekat ke pintu lalu membukanya. Setelah terbuka, betapa tidak ada akhlak nya ketika Azmaira langsung masuk dan terduduk di bibir kasur Karel sambil mengambil permen yang berada di laci nakas lalu memakannya. Permen itu memang Karel siapkan untuknya ketika Azmaira berkunjung ke kamarnya.

"Lama dah lo" celetuk Azmaira menatap Karel malas dengan permen yang menyumbat mulutnya.

Tak menghiraukan ocehan Azmaira, Karel tetap melanjutkan kegiatannya. Merasa sudah lengkap, ia pun menutup resleting ransel dan menggendongnya disatu bahu. "Ayo berangkat."

Azmaira pun beranjak dan mengekori Karel.

Singkat waktu, mereka berdua sudah dalam perjalanan menggunakan motor milik Karel.

"Diem mulu, ngantuk lo?" tanya Karel heran karena sedari tadi Azmaira hanya diam tanpa ocehan.

Tak mendapat jawaban, Karel pun memanggil lagi, "Woy!"

"Hah apaan?" kaget gadis itu.

"Tumben kaga berisik"

"Hah? Naga bersisik?!"

"Lo kaga ngorekin kuping udah berapa bulan sih?!"

"HAH?!"

"Gak jadi!"

"Apa? Rak panci?!"

"Gini banget budeg nya" batin Karel menggerutu.

Azmaira yang tidak mendapat sahutan pun heran dan kembali terdiam memandang jalanan yang pasti sebentar lagi macet.

Berselang waktu, akhirnya mereka sampai diparkiran. Azmaira dan Karel melepas helm yang tadi mereka kenakan.

Selesai melepaskan beban kepala, Azmaira menatap Karel yang sibuk dengan helm nya. "Lo tadi ngomong apa sih?"

Karel balas menatap Azmaira dengan malas, "Gak jadi."

Tidak bisa! Kini Azmaira sudah dipuncak jiwa per-kepo an, enak saja tidak jadi!

AZRELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang