WELCOME BACK TO AZREL!
HAPPY READING!
Pagi pun tiba, hari Minggu kemaren sudah ternganti menjadi hari Senin, hari dimana seluruh siswa siswi melaksanakan upacara.
Brukk!
Seluruh atensi mengarah ke sumber suara. Ternyata Desi tiba-tiba pingsan dipertengahan upacara.
PMR yang sudah siap siaga pun langsung menghampiri Desi dan menggotong untuk dibawa ke UKS.
Setelah peristiwa tersebut, suasana kembali damai dan melaksanakan upacara sampai selesai.
Desi pingsan sangat lama sehingga bell istirahat berbunyi.
Seluruh siswa siswi berhamburan ke kantin untuk mengisi perut masing-masing. Di kantin SMA Greeland terdapat tujuh kantin ditempat yang berbeda-beda karna ukuran sekolah yang luas membuat pengurus sekolah mengadakan tambahan kantin agar siswa siswi tidak kekurangan.
Herzo dan Rizam berjalan dikoridor melewati UKS yang ditempati Desi, dan sekarang gadis itu sudah sadar.
Saat melewati UKS, mereka berdua mendengar suara Desi yang memanggil mereka berdua, meskipun samar-samar karena pintu UKS yang tertutup, namun terlihat dari jendela jika Desi tengah memanggilnya.
Mereka berdua pun membuka pintu UKS dan mendatangi Desi.
“Ada apa, Des?” tanya Rizam.
Desi menatap takut ke Rizam, “A-anu, kak, aku boleh pinjam hpnya nggak? A-aku mau nelpon temen aku buat bawain obat yang ada ditasku,” pinta Desi dengan raut takut.
Rizam mengangguk dan menyerahkan ponselnya.
Desi menerima dan mengotak-atik ponsel Rizam untuk menelpon nomor temannya.
Setelah memasukkan nomor temannya, Desi pun menempelkan ponsel Rizam ke telinga karna teman disebrang telpon sudah menyahut.
Herzo dan Rizam setia menunggu untuk mendapatkan ponsel Rizam kembali.
Singkat waktu, Desi pun mengembalikan ponsel milik Rizam, “Ini kak, makasih banyak, ya, kak.” ucap Desi yang diangguki Rizam.
Herzo dan Rizam segera keluar UKS untuk menuju kelas Azmaira yang sudah pasti ada siswa yang tersasar disana, yaitu Karel.
***
“Woy!” panggil Rizam saat memasukki kelas Azmaira.
Kelas Azmaira kini tinggal Azmaira, Reyna, Karel, dan beberapa murid yang asik dengan dunia masing-masing, ditambah kedatangan mereka berdua. Kini kelas X Bahasa Indonesia 1 sangat sepi karna sebagian dari mereka sudah menuju ke tempat pengisian perut.
“Nempel bener lo berdua, kasian noh yang dari tadi jadi nyamuk,” ujar Rizam menyindir sambil melirik Reyna.
“Udah biasa gue, mah!” sahut Reyna sambil menatap malas mereka ber-empat.
“Kasiann, sini sama gue, aja.” goda Rizam menaik-turunkan alis kirinya.
Reyna menatap jijik dan membuang muka. Sebenarnya Reyna tengah menutupi rasa salah tingkahnya, bukan menatap jijik. Ditatap oleh geng mereka ber-empat membuat siapa pun langsung terkagum oleh karisma yang dimiliki masing-masing.