[END]
semua kehidupan manusia sudah ada yang mengatur.
bahkan plot twist alur kehidupan yang tidak kita duga pun akan terjadi. all the keys to problems are in all the tests of life. friendship, family and romance.
maaf, ada area toxic relationship...
"Kesenangan cinta hanya berlangsung sesaat. Rasa sakit cinta berlangsung seumur hidup."
• B • A • R • A •
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BRAK,
DUGH
Mala terpental jauh dari arah ia menyebrang. Devi membeku ketika melihat pemandangan tepat di depan matanya. Namun lima detik kemudian ia berlari untuk mendekat kearah Mala yang sudah di kerumuni oleh banyak orang.
Devi mendudukkan dirinya di aspal, tangisnya kencang ketika melihat keadaan Mala. Darah banyak sekali keluar dari dari tubuh Mala. Devi mengguncang keras tubuh Mala. "MAL, MALAAA BANGUNN." Teriak devi histeris.
"Mba, ambulance akan segera datang. Jadi mba tenang." Ujar salah satu mereka. Devi tidak menanggapi, ia sibuk menatap wajah Mala.
"Mal, lo janji kan ga akan ninggalin gue? Jangan ninggalin gue sendirian mal. Lo itu segalanya buat gue." Gumam Devi,
Sedangkan dilain sisi terdapat Rakha, Afan, Zaki, Eby dan satu lagi, Gizel. Mereka tengah menuju parkiran untuk membawa motor mereka.
Saat mereka akan menyebrang, mereka binung ketika melihat banyak sekali orang yang mengerumuni satu titik di pinggir jalan, sampai objek yang mereka pandang tidak terlihat.
Rakha menoleh tanpa minat. "Paling cuman ada bansos." Celetuk Rakha, sekarang Rakha sedang membonceng Gizel di belakangnya. Dengan Gizel yang memeluk rakha dari belakang.
Rakha risih sebenernya. Namun ia diam saja tidak menolak. Bego emang.
Mereka pun berjalan berbeda arah dengan kecelakaan tadi. Entah kenapa hati Afan tidak tenang ketika melihat kerumunan disana. Seperti bukan bansos.
🌷🌷🌷
Devi bulak balik tepat di depan pintu IGD. Ia menggigit kuku jarinya panik. Tadi dirinya sudah menelfon kedua orang tuanya agar segera datang kemari. Orang tua Devi pun datang lalu mendekat kearah Devi.
Devi memeluk sang bunda dengan erat, menyalurkan rasa sakit yang ia rasakan. "Mah, Mala mahhhh." Cicit Devi dalam dekapan bundanya. Bundanya hanya bisa mengelus punggung rapuh anaknya memberi kekuatan.
"Percaya sama bunda, Mala pasti gak papa." Ujar bundanya berusaha menenangkan. Ayahnya mendekat lalu mengelus rambut Devi dengan lembut.