[END]
semua kehidupan manusia sudah ada yang mengatur.
bahkan plot twist alur kehidupan yang tidak kita duga pun akan terjadi. all the keys to problems are in all the tests of life. friendship, family and romance.
maaf, ada area toxic relationship...
"Cukup antartika aja yang jauh, antarkita jangan."
• B • A • R • A •
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌷🌷🌷
"Rakha mau aku suapin?"
Mendengar pertanyaan dari Mala, Rakha hanya menoleh kemudian menggeleng. Ia tidak berselera makan sekarang, moodnya hancur seketika. Entah karena apa.
Mala terlihat lebih semangat hari ini. Apalagi ketika dirinya mendapatkan perkataan yang keluar dari mulut Rakha. Padahal itu hanya kata kata yang bisa saja menjadi omong kosong? Kenapa gadis ini percaya sekali.
Mala harus tetap husnudzon, bagaimana jika rakha benar benar menyukainya? Jadi lebih baik berbaik sangka dari pada berburuk sangka.
Ya meskipun terkadang berbaik sangka juga tidak selalu berujung baik.
Rakha ingat sesuatu, kemudian wajahnya diusahakan agar senyaman mungkin untuk gadis di depannya ini. Ia tersenyum tipis, "engga usah. Lo aja yang makan." Jawab Rakha halus.
Tangannya terangkat untuk mengelus rambut mala dengan lembut. Jantung mala berdegup kencang ketika mendapat perlakuan seperti itu dari orang yang dirinya sukai, gimana ga baper? Bahkan jantungnya sudah disko di dalam sana.
Mala mengangguk kaku. "I-iya," katanya gugup, kemudian Mala kembali memakan makanannya dengan pelan. Tangannya menjadi gemetar tak karuan.
Namun sedetik kemudian tiba tiba keluar titik darah yang membasahi tangannya. "Kenapa harus sekarang?" Lirih Mala, mumpung Rakha tidak melihatnya karna Rakha sedang bermain ponsel dengan cepat mala mengambil lima tisu sekaligus yang terdapat di sana.
Ia mengelap darah dari tangannya lalu mengelap hidung nya, namun nihil darah masih keluar dari sana. Mala menutup hidungnya dengan tisu lalu beranjak dari duduknya. Mambuat rakha yang tadi menatap hp nya kini mengalihkan pandangannya.
"KEMANA? Terus hidungnya kenapa di tutup?" Tanya rakha,
"Aku ke toilet dulu bentar," jawab Mala tanpa menjawab pertanyaan kedua dari rakha.
Rakha melihat punggung mala yang sudah semakin jauh, ia terdiam terus melihat punggung itu yang berlari menjauhi kantin. Setelah punggung itu menghilang ia menghembuskan nafasnya kasar lalu mengusap wajahnya kasar juga.
"Sorry."
🌷🌷🌷
Seorang lelaki memasuki ruangan papanya, ketika ia dipanggil oleh sang ayah. Entah apa yang akan dibicarakan oleh sang ayah, bahkan mamanya pun ada disana bersama beberapa bodyguard.
Dia---Afan, keluarganya sedang berkumpul disana. Hawa tegang menjalar diseluruh tubuh afan, sepertinya ucapan dari papanya sangat penting. Kentara dengan wajahnya yang mematung dan menatap satu titik di depannya.