"Air mata paling pahit yang ditumpahkan di atas kuburan adalah karena kata-kata yang tidak terucap dan perbuatan yang tidak dilakukan."
•
B
•
A
•
R
•
A
•"Rakh?"
Rakha yang sedang menunduk kini beralih menatap ke belakang. Tepat di kasur Afan, ternyata Afan sudah membuka matanya, sedetik kemudian tatapan Afan beralih terhadap Mala yang masih menutup matanya.
Dengan cepat Afan berdiri dari duduknya untuk menemui Afan. "Lo udah sadar? Gimana keadaan lo? Udah enakan?" Tanya Rakha mendadaj cerewet.
Afan tersenyum tipis lalu menepuk pundak Rakha. "Gue gapapa, tapi itu Mala kenapa disini? Dia tidur? Terus orang tua gue mana Rakh?" Tanya Afan,
Sebelum Rakha menjawab, dirinya mengambil nafas panjang. "Mala pingsan, dan, mama papa lo udah meninggal." Jawab Rakha berat hati.
Afan diam, masih memcerna semua perkataan Rakha. Dirinya hanya konek dengan kata, 'meninggal.'
Setelah semua tercerna Afan tertawa ringan, seolah semua perkataan Rakha hanya candaan. "Bercanda lo, orang tua gue gamungkin meninggal." Sinis Afan kepada Rakha.
Kan, sudah Rakha duga.
"Gue serius. Gue gamungkin bercanda masalah begini." Tekan Rakha membuat Afan kembali diam.
Rakha benar. Tapi bolehkah Afan berharap jika ucapan Rakha hanya sebatas kebohongan? "D-dimana orang tua gue?" Tanya Afan dengan suara serak menahan nangis.
Rakha menepuk pundak Afan memberi kekuatan. "Strong bro! Mala pingsan karna dia shock berat, gue harap kalian ga sedih berlarut-larut. Gue harap kalian bisa saling menguatkan." Kata Rakha.
"Eby sama Zaki lagi ngurusin jenazah mereka, dan lo masih harus disini. Kaki lo patah, lo gabisa jalan." Lanjut Rakha,
"Terus gue harus tidur disini sedangkan orang tua gue mau di kuburin? Otak lo dimana sialan," amuk Afan. Kepalanya seakan ingin meledak. Dirinya tidak suka jika menangis depan orang lain.
Rakha mengusap wajahnya kasar. "Iya, nanti jam enam kita ikut pemakaman." Ujar Rakha.
'Eughh'
Disaat mereka saling diam dengan Afan yang menunduk dan Rakha yang entah harus apa, tiba tiba lenguhan bangun tidur dari seseorang terdengar. Dengan cepat Rakha menoleh lalu berlari kearah Mala.
Rakha membantu Mala yang hendak duduk di brangkar. Kesadarannya belum penuh, namun ia memaksakan diri dengan bangun.
"Ada yang sakit?" Tanya Rakha dengan lembut, Mala menggeleng menanggapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
basmalah
Teen Fiction[END] semua kehidupan manusia sudah ada yang mengatur. bahkan plot twist alur kehidupan yang tidak kita duga pun akan terjadi. all the keys to problems are in all the tests of life. friendship, family and romance. maaf, ada area toxic relationship...