05 : layaknya babu (repost)

2.5K 314 30
                                    

“Cinta bukan melepas tapi merelakan. nukan memaksa tapi memperjuangkan. Bukan menyerah tapi mengikhlaskan. Bukan merantai tapi memberi sayap.”


B

A

R

A

•B•A•R•A•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷🌷🌷

Saat ini hari sudah malam. Gadis cantik dengan wajah pucat itu baru saja selesai membereskan semua kekacauan yang ada di rumah ini, dirinya duduk di dapur. Perutnya terasa keroncongan, dari siang tadi ia belum makan.

Biasanya akan ada Bibi untuk memberinya makanan, tapi sekarang semuanya berbeda. Semuanya harus ia lakukan sendiri. Dan sekarang, makanan sudah tersaji di meja sana dengan sang ibunda yang duduk dan menyantap makanan yang telah mala buat.

Gadis itu memang pintar memasak, bahkan pintar melakukan aktifitas ibu rumah tangga lainnya. Karna seperti yang kalian tau kan, jika mala sudah disuruh dewasa sebelum waktunya. Mala kecil yang dipaksa dewasa saat itu sudah menjadi Mala besar yang menerima proses kedewasaannya.

Mala diperlakukan saat ini layaknya babu. d
Dirinya memasak namun tak diperbolehkan memakannya? Katanya gini,

"Jangan pernah kamu sentuh makanan ini! saya akan buang sisanya" Ujar Mauren tanpa belas kasihan sama sekali,

Mala terlonjak kaget. "Ak-aku makan gimana, mah? aku laper" Jawab Mala, itu yang membuat emosi Mauren meledak ledak.

"GAUSAH BANTAH OMONGAN SAYA! HARI INI TIDAK ADA JATAH MAKAN" Bentak mauren tanpa dosa. Sirinya malah melanjutkan makan dengan nikmat. Sedangkan mala berjongkok sembari meremas perutnya yang terasa nyeri.

Posisi saat ini juga masih begitu, berjongkok dengan tangan yang meremas kuat perutnya. Tiba tiba cairan merah itu kembali menetas dihidungnya. "Huh, capek" Gumamnya lalu segara berdiri menuju wastafel untuk membersihkan darahnya.

"Pasti lama, keburu disuruh cuci piring ini" Gumamnya terus mencoba menghilang darah yang terus mengalir. Bukannya berhenti darah itu malah semakin bertambah banyak. Kepalanya pun sekarang terasa sakit.

Darah yang keluar dari hidungnya, pusing dikepala yang terus menerjang dirinya, dan satu hal lagi — ia membuang salivanya yang berubah menjadi darah.

Mala menghembuskan nafasnya lelah, apalagi ini? Penyakitnya semakin parah? Atau malah bertambah penyakit lain? Cukup tuhan, dirinya sudah lelah.

"INI BERESKAN! JANGAN LUPA CUCI PIRINGNYA DAN BERESIN INI SEMUA" Teriak Mauren menggelegar, mauren tidak beranjak dari sana. Ia malah memainkan ponselnya. padahal mala berdoa semoga mamanya pergi ke kamar, namun ternyata doa itu pupus seketika.

basmalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang