08 : kecewa (repost)

3K 366 79
                                        

"Hujan tak punya alasan untuk jatuh. Lantas mengapa yang menangis menyangka jika dirinya sedang berada dalam kegelapan? Bahkan ketika terang saja hujan terkadang jatuh."


B

A

R

A

️ ⚠️warning, terdapat kata kata kasar. diharap bijak dalam membaca.

 diharap bijak dalam membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷🌷🌷

"Halo agan, bisa ke toilet perempuan ga? Tolongin gotong Mala, dia pingsan disini"

"Hah? Iya iya gue kesana"

Telpon singkat itu dimatikan sepihak oleh Devi, ia khawi ketika melihat keadaan Mala kacau dan jauh dari kata baik. Devi belum tau pasti kejadian saat tadi.

Saat Devi sedang berusaha membangunkan Mala, ia mendengar perkataan siswi yang baru saja ingin masuk ke toilet. "Itu yang suka ngejar ngejar Rakha ngebully Gizel. Mungkin dia ga terima Gizel deket sama Rakha"

Devi mengepalkan tangannya emosi. Ia tidak terima jika ada yang merendahkan sahabatnya. Ia berdiri, "KALO LO GATAU KEJADIAN TADI GA USAH SOK TAU ANJING" Emosi Devi sudah diatas rata rata saat ini.

Siswibitu menatap miring ke arah Devi, "Halah mukanya aja keliatan lugu, tapi kelakuannya diluar nalar" Maki siswi tersebut. Siswi yang memakai baju yang ketat dan make up yang tebal.

Devi mendorong bahu siswi itu kasar hingga mentok di dinding tembok wc. "Jaga omongan lo, lo tau kan gue siapa? Perusahaan bokap lo ada di naungan perusahaan bokap gue. Berani lo macem macem gue bisa suruh bokap gue buat lepas kerja sama antara bokap lo dan bokap gue."

Devi maju selangkah ketika berhasil membungkam siswi tersebut. "Mau jadi gembel lo? Terlantar dan tinggal di kolong jembatan?" Sarkas Devi, mulut Devi itu pedas jika sudah ada yang berani menganggu dirinya ataupun orang yang dirinya sayang.

Siswi tersebut malah semakin menantang Devi. Siswi itu mendorong tubuh Devi namun seseorang berhasil menahan devi agar tidak terbentur tembok. Siswi tersebut tidak peduli siapa yang datang tadi, ia terus menatap songong kearah Devi.

"Masa? Ga takut gue"

Devi masih berdiri dengan bahu yang dipegang oleh, Afan. "Let's see, bithch" Senyum miring bak iblis Devi perlihatkan, membuat siapa saja yang melihatnya merinding. Kedua siswi itu dengan cepat cepat keluar.

Devi melunak, ia menoleh kearah afan yang sedang menatapnya. "Ini cepat bantu gotong mala ke uks" Pinta devi, Afan mengangguk lalu menggendong Mala menuju uks.

"Sebenernya apa yang terjadi?" Tanya Devi berjalan beringan bersama afan menuju ruang uks.

"Gue gatau mana yang bener, nanti lo tanya aja sama mala" Jawab Afan, Devi pun mengangguk. Ia tidak akan mendengar cerita kecuali dari mulut Mala.

basmalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang