28 : kehilangan

3.1K 331 88
                                        

"Kita bisa menulis seribu kata perpisahan. Tapi yang kita rasakan hanya satu, yaitu kehilangan."


B

A

R

A

"Om, Tante, Afan, kecelakaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Om, Tante, Afan, kecelakaan."

DEG,

PRANG.

Mala yang tadi memegang gelas kmreflek terjatuh, tangannya mendadak lemas. "Kamu bohong kan? Gamungkin mereka kecelakaan." Ucap Mala dengan bibir bergetar, ia merosot kebawah kasur. Bahkan kaki hingga tangannya terkena pecahan beling hingga berdarah.

Rakha menatap sendu gadis di depannya. Sudah banyak luka yang gadis ini dapat, "gue serius Mala. Ayo kita ke rumah sakit." Ujar Rakha, Mala pun berdiri, ia tidak peduli kakinya yang mengeluarkan banyak darah.

Rakha yang melihat itu berdiri menuju lemari Mala, Rakha mengambil jaket yang tebal untuk Mala pakai. Setelah itu ia memakaikan jaket tersebut lalu menggendong Mala, Rakha akan mengobati luka Mala terlebih dahulu. Rakha pun turun dan menuju kebawah.

Rakha berjalan menuju kursi, ia menduduki Mala. Mala berontak, "BI TOLONG AMBILIN KOTAK P3K." Kata Rakha, bibi dengan cepat membawanya.

"APASI RAKH? AKU MAU KE RUMAH SAKIT, KENAPA MALAH DUDUKIN AKU DISINI?" Bentak Mala, dengan cepat Rakha memeluk gadis rapuh tersebut.

"Kaki lo luka, gue gabisa bawa lo kesana dengan keadaan kaki lo luka begini." Ucap Rakha lembut, Rakha mengelus punggung rapuh Mala, bahkan sekarang Mala sudah menangis sesegukan.

Bibi pun datang dan memberikan kotak P3K tersebut kepada Rakha. Rakha melepas pelukannya untuk mengobati luka Mala. Ia dengan telaten mengobati luka Mala. Namun sepertinya Mala tidak merasakan apapun.

Gadis ini sudah mati rasa.

Setelah selesai, Rakha kembali menggendong Mala dan berjalan kearah motor. Untung nya hujan sudah reda.

"Rakha? Keadaan mama papa sama ka Afan gimana? Mereka baik baik aja kan?" Tanya Mala, seolah dirinya melupakan kemarahannya terhadap Rakha.

Rakha menarik kedua tangan Mala agar memeluknya. Rakha tidak menjawab namun jari Rakha mengelus lembut punggung tangan Mala, seolah memberikan kekuatan. "Kita lihat aja, gue belum tau keadaannya gimana." Bohong Rakha,

Setelah setengah jam melakukan perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah sakit yang ada disana. Mala berlari menanyakan ruangan korban kecelakaan tersebut.

Setelah mendapat jawaban, Mala berlari. Tentu saja diikuti Rakha di belakang. Setelah diberi petunjuk oleh suster di resepsionis tadi, Mala akhirnya sampai di ruangan sana. Ia menyerngit heran saat melihat papan atas yang bertuliskan, "RUANG JENAZAH."

basmalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang