"Jangan berharap masalahmu akan dimudahkan, namun berharaplah kamu akan jadi orang yang lebih kuat."
•
B
•
A
•
R
•
A
•"WOI, LO PADA MAU KESIANGAN? LIAT INI UDAH JAM SETENGAH TUJUH!" Teriak Zaki, ia juga baru terbangun dari tidurnya.
Mereka kompak menginap dirumah Rakha, karna keadaan Rakha yang ternyata semakin lama badannya semakin terasa panas.
Afan, Eby terkejut. Mereka terbangun dari tidurnya. Sontak mereka melihat jam yang ada disana. Jam menunjukan pukul 06.40 yang menandakan bel masuk 20 menit lagi berbunyi.
Rakha yang merasa terusik pun ikut bangun, ia berusaha duduk padahal kepalanya berdenyut hebat. Perutnya terasa sakit. Gimana ga sakit? Dia ga makan dari kemarin. Pasti asam lambungnya naik.
"Rakh lo gausah sekolah, lo dirumah aja istirahat. Makan! Awas aja kalo ga makan!" Kata Afan dengan tanda peringatan,
"Gue mau sekolah," kata Rakha. Sontak Afan Eby dan Zaki menggeleng tidak terima.
"Liat bibir Lo pucet amat, mau mati dijalan lo? Gak! Pokoknya lo gaboleh sekolah!" Sentak Zaki mutlak. Akhirnya Rakha pasrah.
Afan, Eby dan Zaki mereka bangkit dari duduknya lalu siap siap mandi, kebetulan kemarin malam mereka membawa baju seragam ke rumah masing masing.
Rakha menatap ketiga temannya dengan menggelengkan kepala tidak habis fikir dengan kehebohan pagi pagi. Ya karna bentar lagi mereka akan terlambat. Rakha kembali merebahkan tubuhnya, saat itu otaknya berputar dan mengingat nama "Mala."
"Dia pasti nemu orang yang lebih baik dari gue. Gue cinta, tapi gue sadar diri." Batin Rakha, kemudian Rakha kembali tidur dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.
Dia suka tidur. Seolah dunianya yang kejam beristirahat sejenak. Saat tidur ia akan melewati beban hidupnya, tidur berasa mati.
But, mati tidak setenang tidur.
Setelah mereka bertiga selesai mandi, mereka menghampiri Rakha yang ternyata sudah tertidur pulas. Afan sempat geleng geleng heran, betapa kebonya manusia satu ini.
"Udah tidur," kata Eby.
Afan dan Zaki mengangguk. "Udah, ayo berangkat. Ini pasti udah bel." Kata Zaki, sontak mereka tersadar dan turun kebawah menuju sekolah.
Saat mereka bertiga turun ternyata sudah ada asisten rumah tangga, mereka bertiga pun mendekat berniat untuk pamit.
"Eh, bi Rakha lagi sakit. Tolong buatin makanan ya? Suruh Rakha buat makan, dia dari kemarin ga makan." Kata Eby sopan,
KAMU SEDANG MEMBACA
basmalah
Teen Fiction[END] semua kehidupan manusia sudah ada yang mengatur. bahkan plot twist alur kehidupan yang tidak kita duga pun akan terjadi. all the keys to problems are in all the tests of life. friendship, family and romance. maaf, ada area toxic relationship...