22 : mama?

3.5K 396 65
                                    

"Mulai sekarang tidak akan memaksakan seseorang untuk selalu ada, karna sekarang yang selalu ada hanyalah diri sendiri."


B

A

R

A

Sudah tiga hari berlalu, namun keadaan Mala masih tetap sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah tiga hari berlalu, namun keadaan Mala masih tetap sama. Dia sadar, namun banyak diam. Itu yang membuat semua orang merasa cemas dengan keadaanya. Diajak berbicara seperti tidak mendengarkan.

Bahkan untuk saat ini, Kiara pun terpaksa memantau anak gadisnya dari jauh. Kiara ingin memeluk Mala. Namun sayang, tidak bisa. Didekati sedikitpun Mala selalu mundur dan hanya bisa diajak berbicara jarak jauh saja.

Saat ini pukul 19.40 malam. Kiara berada di rumahnya sedangkan Mala di jaga oleh Rakha, Afan, Zaki, dan Eby. Tadinya Kiara tidak ingin pergi dari rumah sakit, namun suami nya yang menyuruh Kiara untuk istirahat.

Mereka berempat sedang duduk di dalam ruangan kamar Mala. Disana terlihat ketiga temannya yang tepar dan Rakha yang selalu setia menatap Mala, sedangkan Mala menatap kosong kearah depan.

"Mala? Kapan bicara? Mending ngusik gue deh dari pada diem gini. Gue lebih suka lo yang berisik, Mala."

Mala diam. Tatapannya tetap kosong menatap kearah depan. Tidak ada semangat apapun didepan sana. Hanya terlihat wajah datar dengan tatapan kosong.

Namun kadang kadang Mala juga berbicara, walau hanya beberapa kata dan hanya berbicara kepada Afan dan Devi saja. Itupun selalu menatap kosong kearah depan. Tidak menatap lawan bicara.

"Kamu tau? Gimana rasanya cinta yang selalu di tolak?"

"Tau ga rasanya ketika cinta aku habis di kamu?"

"Kamu ngerasain dicintai hebat oleh aku, tapi aku gapernah ngerasain dicintai hebat oleh siapapun."

"Urusan cinta kalah, urusan keluarga kalah, urusan pertemanan pun kalah."

"Bener kata Rakha. Mendingan aku mati dari pada hidup serba kalah."

Rakha mematung. Setelah berhari hari tidak mendengar Mala berbicara namun sekalinya mendengar Mala berbicara inilah yang keluar dari mulutnya.

Rakha berdiri lalu mendekat. Mala ini benar benar sedang berbicara dengan hantu. Atau istilahnya kalo saat tidur mengigau. Itu semua spontan yang keluar dari mulut gadis itu.

Rakha duduk disatu kursi dekat brangkar. Mala tidak sadar. Jiwanya seperti terbang entah kemana. Perlahan Rakha mengelus rambut Mala.

Mala menoleh, ia menepis tangan Rakha. Tatapan nya sama, masih kosong. "Menjauh, aku gamau deket sama kamu!" Sentak Mala,

Rakha menurunkan tangannya. Ia menatap sendu Mala. "Maaf Mala, kenapa Mala berubah?"

"SEMUA ORANG YANG ADA DISINI NGEBUAT AKU BERUBAH! AKU BENCI SEMUANYA!" Bentak Mala, ia menangis. Namun saat ini hanya menangis dalam diam.

basmalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang