chapter 4+

424 33 9
                                    

Lorong yang gelap hanya ada pencahayaan dari rembulan malam.

2 bayang hitam saling berhadapan berbicara dengan pelan-pelan.

" Lalukan perintahku "

"Tapi tuan bagaimana jika ketahuan "

" Kau tak akan mati " Salah satu darinya memberi hormat lalu pergi.
.
.
.
.
.
.
Pagi sudah tiba meski dengan keadaan sekujur tubuh seperti remuk, namun pete memaksakan dirinya membuka matanya.

Melihat suaminya yang masih terlalap bahkan tangan Vegas masih setia diatas perut besarnya Pete.

" Ayang....bangun " Pete memainkan pipi tirus suaminya dengan jemarinya. Namun Vegas tak terganggu sedikitpun.

" Ck...kenapa dia kebo sih " kesalnya, ide gila Pete pun muncul dengan hati-hati ia mengangkat selimut yang menyelimuti mereka.

" Ahkkkk.....auhh" teriak vegas yang merasakan sakit di perutnya. Pete mencubitnya dengan kasar.

" Apaan sih baby jahil banget " Vegas membalikan tubuhnya membelakangi Pete.

" Hahaha sakit? Cup cup sayang " Pete mengelus luka cubitan tadi, Vegas pun membalikan tubuhnya dan memeluk Pete dengan wajah saling berhadapan.

" Aku mencintaimu " ucap Pete tiba-tiba, Vegas membuka Matanya perlahan menatap Pete dengan penuh cinta.

" aku lebih mencintaimu " Vegas memejamkan matanya kembali. Namun Pete trus merengek membangunnya, entah kenapa sekarang Vegas yang susah bangun.

Meski dengan rasa malas vegas pun bangun meski dengan rasa kantuknya ia pun menuju kamar mandi namun langkahnya terhenti.

" Siapa yang berani melepaskan ini! " Vegas membalikan tubuhnya menatap pete tajam.

" Kau yang melakukannya hmm?" Vegas menghampiri kekasihnya. Pete menatap tempat tidur vanice yang sudah terlepas bahkan seperti baru yang belum dirakit.

" Iya aku yang melakukannya" Pete menatap suaminya dengan wajah sedikit ketakutan.

" Ck...sialan kau tak menghargai usaha ku hah! " Bentak Vegas. Pete menundukkan kepalanya merasakan takut.

" Bukan begitu, aku hanya inggin merakitnya bersama "

" Kau tau kenapa selama ini aku belum mendekorasi kamar untuk vanice, aku inggin melakukannya denganmu "

" Tapi kau hanya fokus akan pekerjaan " ucapnya panjang lebar. Vegas hanya memijat pelipisnya. Dan menyamakan tinggi dengan Pete.

" Maaf...aku tak memperhatikan mu sebelumnya "  Vegas mengelus rambut lembutnya.

" Ayo kita lalukan bersama tapi jangan terlalu memaksakan mu okey " Pete mengangguk.

Meraka pun mulai merakit tepat tidur vanice bersama bahkan Pete dekorasi tempat tidurnya dengan penuh boneka imut.

" Vegas... Apa ini cocok disini?" Pete yang masih memposisikan berbagai mainan anak laki-laki.

" Tidak lebih baik itu di atas meja itu " ujuk Vegas, Pete menaruhnya disana hingga menyisakan satu mainan yaitu  robot kecil.

Namun....

" Auh...uhhh...uhhh" Pete memeganggi perutnya yang tiba-tiba merasakan sakit. Bahkan Pete menjatuhkan mainan tadi.

" V-vegas...ahhh...hik.." pete mencoba menahan tubuh agar tak terjatuh. Vegas yang mendengarnya seketika menghampiri pete.

" Pete! Hei baby " Vegas menuntut Pete ke ranjang.

" Apa kontraksi lagi? Dimana sakitnya hmmm? " Pete menggeleng sekarang wajahnya penuh dengan keringat.

Vegas yang melihat Pete mencoba menahan rasa sakitnya ia pun menghubungi bawahannya.

Badasa[END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang