📍chapter 13🌹

923 59 0
                                    

Lanjut yak

Maap up nya agak lama karna ngurusin data PKL duluツ.




Ini seperti mati secara perlahan, setiap detik menuju kematian bagi pete tapi ia harus berjuang melawan kematian Karna ia harus melindungi Pete kecilnya.

Ruang gelap dan lembab tidak ada cahaya dan tentu saja kedap Suara, Pete yang tertunduk, merasakan sakit sekujur tubuhnya terutama pada perut mungil nya.

~apa aku akan sanggup hikks....kumohon jangan ambil bayiku..hiks...~batinya Pete merasakan sakit di perutnya ia tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.

~Slerttttt brak~ suara pintu terbuka dengan kasar.

" Ahkkk tidak! Tidak! berengsek!!" Pekik seseorang seperti di seret kasar.

" Diam sialan!" Bodyguard berbadan besar membawa seseorang seperti peliharaan, melemparkan seperti enteng.

BUGH

Suara hantaman keras berhasil membuat menongak kepala pete, dengan rasa penasaran ia melihat dua pria yang sama seperti pete diperlakukan seperti peliharaan.

" Sialan berani sekali kalian mengkhianati tuan Vegas!, BUGH!!" Slerttt!! Pete melongo tak percaya yang ia lihat, kepala seseorang yang penuh darah bergelinding ke lantai.

Pete merasa ketakutan apa ia akan ber nasip sama dengan orang itu, menangis dengan ketakutan, ia tidak inggin mati secara sadis, tubuh yang bergemetar hebat.

Berbadan kekar tadi hanya diam saat seseorang memasuki ruangan dan menunduk kepalanya, Pete menoleh memperlihatkan Vegas dengan jas hitam sangat tampan.

Vegas mendekatinya Pete menggeleng menghindari sentuhan dari Vegas ia sangat ketakutan.

Vegas hanya diam dan memperhatikannya dan mendekatinya kembali ia mengingkatkan kain hitam di mata pete, kegelapan yang Pete lihat ia merasakan ketakutan.

~hiks....tidak....jangan...s-sekarang..hik..~ pete menggeleng kepala secara pelan ia takut akan mati sekarang.

Segera Vegas memberi isyarat kepada anak buah untuk melanjutkan penyiksaan, segera Vegas menutupi telinga pete dengan tanganya Vegas tidak akan membiarkan Pete melihatnya lagi.

Pete dengan tangisannya tanpa suara bibir bergetar hebat, Vegas mendekatkan bibirnya menyentuh bibir tebal pete, melumut dengan lembut meski tak ada balasan.

Vegas menyuruh bawahanya untuk membereskan sia sia tubuh penghianat itu yang menjadi mata matanya dew.

Vegas melepaskan tanganya dan membuka kain hitam yang menutup mata pete, mata merah dan sembab, Pete melihat sekelilingnya sudah biasa saja hanya ada bau darah.

" O-ora...ng...tadi...m-matii.." ucap Pete gugup karna syok tercampur takut.

"Suttt...,kau melihatnya?" Vegas bertanya tanpa Ekspresi.

" Dia... membunuhnya...tan-pa am... pun" sekarang ia menangis tanpa henti, Vegas menghapus air mata dengan jemari nya .

"Lupakan itu...lalu bagaimana apa tidur mu nyenyak?"

Pete mengantur nafasnya " s-sialan kau Vegas....aku disini kedinginan..." Pete mengembangkan pipinya " mana banyak nyamuk...Pete tidak bisa tidur" ucapnya lagi.

Badasa[END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang