chapter 6+

366 25 4
                                    

Vegas melanjutkan kendaraan dengan tergesa-gesa, setalah membeli setangkai bunga untuk pete. Ia mulai merasakan sakit di dadanya mendengar dokter yu jiying memberi tahukan bahwa detak jantung Pete berhenti.

Memang benar Pete masih hidup namun dalam keadaan koma, tak kemungkinan peluang untuk hidup sangat lah kecil, namun Pete tetap bertahan dengan alat medis yang selalu melekat di tubuhnya.

Tak membutuhkan waktu lama Vegas sampai di rumah sakit dan menuju lantai 3 untuk keruang khusus untuk Pete.

" Pete! " Vegas mencoba mengobrak pintu namun di halangi oleh anak buahnya,

" Pete! Hei! Baby! "

" Tuan, tuan Vegas tenang dokter yu jiying sedang memeriksanya" dengan dada yang terus naik turun Vegas mencengkram anak buahnya tanpa ragu Vegas menghajar hingga tak berdaya.

"Brengsek! Kau bilang tenang! Dasar Idiot! " Vegas dengan cengkraman kuat rambut pria yang lebih besar darinya membawanya menghadap dokter yu jiying yang sedang bersusah payah melakukan defibrillator pada dada Pete.

" Lihatlah bodoh! Kau bilang tenang hah! Brengsek!" Vegas membantingkan tubuh pria itu tanpa rasa bersalah dan menendang tepat di wajahnya hingga wajah pria itu sudah dipenuhi oleh darah segar.

Tentu saja suster dan bodyguard Vegas merasakan ketakutan melihat pria yang berstatus bosnya itu sudah dikuasai oleh haus darah. Dan tak menggoyahkan dokter yu jiying ia tetap fokus akan defibrillator dan mengamati detak jantung Pete yang semakin melemah. Vegas mendekatkan dirinya mengenggam jemari Pete.

" Bangun pete, vanice menunggumu "


" Lakukan dengan becus! Atau kalian akan mati disini! " Teriak Vegas yang melihat dokter yu jiying yang hampir menyerah.




" Kumohon bertahanlah Pete, bertahan demi...." Vegas menundukan kepala menghapus tangisannya.




" Bukan untukku tapi untuk vanice, vanice anak kita..... kumohon Pete "ucapnya lirih Vegas menundukkan kepalanya. Tanpa ada niat melepaskan cengkraman tangannya.

"Kumohon Pete " lirihnya.



deg.















Seakan jantung ikut terhenti, Vegas mendongakkan kepalanya setelah mendengar detak jantung lemah di monitor dengan nafas terengah-engah dan suster yang merasakan lega didadanya dan begitu pula dengan dokter yu jiying yang sudah terkapar dibawah ranjang Pete dengan rasa lelahnya.



Vegas tak bisa menahan rasa bahagia ia mendekatkan dirinya memeluk tubuh pria kecil yang masih lemah. Dan beberapa suster yang sigap membenarkan tekanan dari impusan dan selang oksigen. Semua orang yang berada di ruangan ini terkejut melihat momen langka ini seorang mafia kejam menangis terseduh dihadapan seorang pria lemah ini.

































































Ta yang sedang membenarkan posisi duduknya di atas pangkuan Gevan dan sesekali Gevan memeluk Ta yang bersusah payah menidurkan vanice. Memang ini sudah menunjukan malam setalah Ta mendapatkan kabar bahwa kakaknya tak bisa menjemput vanice dan menitipkan vanice padanya malam ini, membuatnya tak sanggup mengurus vanice, bukan tak sanggup melainkan sendari siang vanice selalu menangis tanpa henti. Dan itu membuat Ta frustasi. Vanice tak bisanya seperti ini.


" Hurtt..."




" Gevan, gue dah lelah gendong Vanice " bisiknya hampir tak di dengar oleh gevan.



Badasa[END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang