chapter 9+

273 24 0
                                    

Disini lah Pete berdiri rumah yang ia sudah tinggalkan selama hampir satu tahun begitu banyak perubahan dalam rumah ini sekarang begitu banyak tanaman yang sudah tak terurus apalagi karangan bunga Pete yang sudah begitu layu.

Pete menegakkan bahunya setelah mendapatkan kejutan yang terus menerus menghantam pikirannya tentang Kematian ibu, meninggalkan rumah yang begitu banyak kenangan ini.

" Kenapa semuanya jadi begini? Semuanya berantakan " ucapnya masih meneteskan air mata.

" Maaf pet "

" Sebaiknya kita masuk Lalu bereskan barang-barang kita " Vegas mengeluarkan kursi roda, pete pun duduk dengan manis.

Semua orang menunggunya dengan perasan gembira penuh senyum tapi kenapa Pete merasakan hal berbeda. Seakan enggan tersenyum seperti ada yang menganjal di hati, Pete sendiri juga bingung dengan perasaan ini.

" Itu Vanice sayang " ucap Vegas membuyar lamunannya ia ikut arah tunjuk Vegas.

Benarnya saja seseorang wanita paruh baya mengendong balita berumur 1 tahun itu, lihatlah pipi gembul itu dengan mata bulat hitamnya sungguh sangat tampan dan cantik menurut Pete.

" Boleh aku mengendong nya? Apa vanice akan nangis jika aku menggendong dan memeluknya? " Pertanyaan itu membuat semua orang terdiam.

" Pete dengar, kamu itu papa vanice pasti ia sangat merindukan mu  "

Pete mencoba meraih tangan kecil itu mengelusnya dengan lembut, vanice tentu saja langsung menangis Pete jadi mengurungkan niatnya untuk mengendong anaknya itu.

" Berikan vanice padanya " tegas vegas.

" Vegas aku tidak bisa, vanice akan menan....sutt sayang jangan nangis "

" Vegas! Pete harus apa sekarang vanice menangis kencang " panik Pete yang mengendong anaknya yang sedang menangis kejer.

" Bagimana? Lakukan seperti yang kau inginkan baby "

Pete mengendong vanice dengan lihay bahkan Pete membawa vanice kehalaman belakang untuk menenangkan putra kecilnya.

" Ssutt sayang jangan nangis maafkan papa yaa, pasti kamu menunggu lama "

Pete mengelus pipi vanice, sang empu hanya tersenyum meski matanya sudah penuh dengan air mata.

" Terus tersenyum sayang, papa menyanggi mu lebih dari papa sendiri, hikss...maafkan papa " Pete kembali memeluk Vanice yang sudah tak menangis.

Sepasang mata menatap Meraka dengan senyum yang begitu sangat bahagia, bahkan Vegas tersentuh akan hubungan batin mereka. Vegas memeluk Pete dari belakang.

" Daddy juga pengen ikutan dong "


" Sekarang kelurga kecil kita utuh vanice, papa kembali bersama kita " ucap Vegas, Meraka mengeratkan pelukannya seakan tak inggin lepas begitu saja.

" Vegas bolehkah aku diam disini beberapa hari saja setelah itu kita pergi dari sini " Pete kembali memohon.

" Tapi baby...." 

" Hanya dua hari saja " senyum Pete mengembang ketika suaminya setuju dengan itu .

















_






Kamar utama yang masih sama Persis tanpa sedikit perubahan apapun. Mengingatkan Pete akan masa dulu disinilah Meraka mulai menjalani hubungan Meraka meski awalnya dengan tak baik.

Pete mengutak-atik ponsel entah apa yang ia sedang cari from Internet. Bahkan Pete seakan terhipnotis oleh ponsel itu.

" Jadi mengunakan daun kelor...dimana Pete harus mencarinya "

Badasa[END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang