prolog

999 39 0
                                    

"Katanya kita itu kembar
Tapi kenapa aku dibedakan?"
— Haidan Gevarez


Hujan sore itu tak meruntuhkan niat Haidan untuk cepat pulang kerumah.

Dengan piala di genggaman nya dia sampai dirumah tepat pukul 5 sore.

Langkah kaki remaja 14 tahun itu berlari kecil kedalam rumah.

Menghiraukan keadaan dirinya yang lumayan basah, sebab berlari dari halaman ke dalam rumah ditengah hujan sore itu.

Sampai didalam dengan senyum lebar dia hampiri orangtua beserta adik kembarnya yang hanya berbeda 7 menit yang sedang duduk di ruang keluarga.

"Bunda ~" Berteriak dengan riang ia lakukan, tak lupa ia mendekat lalu memamerkan piala nya kepada mereka.

"Lihat! Idan Juara dua olimpiade bahasa Inggris"Ucapnya dengan bangga.

Sang adik, Haikal tersenyum lebar menyambut sang Abang pulang dengan piala ditangan nya.

"Wah, Idan hebat! Keren banget!" Sang adik tentu merasa bangga sebab Abangnya sekali lagi membawa piala untuk ditambahkan ke lemari koleksi piala mereka.

Haidan tentu tersenyum lebar mendengar pujian dari sang adik.

Namun berbeda dengan reaksi kedua orangtua mereka yang hanya diam.

Ayah sendiri tetap berekspresi datar.

Sementara Bunda, hanya memasang senyum tipis sebagai bentuk pujian kepada si sulung.

Melihat reaksi itu, senyum Haidan luntur, tapi dengan cepat ia kembali tersenyum tipis.

"Yaudah Idan ke kamar dulu ya Yah, Nda, Kal, piala nya nanti biar Idan aja yang taruh" ucapnya.

Tak menunggu reaksi dari mereka, Haidan remaja segera berlalu menuju kamarnya dilantai dua.

Saat hendak naik keatas ia lihat ada Bi Sumi, ART yang sudah bekerja dirumahnya sejak ia kecil berdiri.

Memandanginya dengan raut wajah bangga.

"Selamat ya nak Haidan, Bibi bangga sekali dengan kamu yang lagi lagi membawa pulang piala, selamat ya!" Bi Sumi dengan ekspresi bangga dan terharu nya mengatakan hal yang seharusnya Haidan dapat dari Ayah dan Bunda.

Haidan tersenyum lebar.

Tidak ingin membuat Bi Sumi sedih dengan dirinya yang lagi-lagi diacuhkan orangtuanya sendiri.

"Makasih banyak ya Bi, kalo gitu Haidan keatas dulu, mau mandi hehe". Ucapnya dengan senyum lebar.

Kemudian beranjak pergi ke kamarnya.

Bi sumi memandang punggung lebar itu yang hilang dibalik pintu kamar.

"Kuat sekali kamu nak".



Pesan Untuk Abang •

Cast

Haidan gevarez

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haidan gevarez

Haikal gevarez

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haikal gevarez

Haikal gevarez

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayah

Bunda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunda

TBC

Pesan untuk abang | Lee Haechan ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang