"Kenapa harus berbeda? Bukannya kita itu sama?"
— Haidan GevarezHaikal menelepon Bundanya, sesaat setelah keluar dari ruangan dokter yang tadi menangani Haidan.
"Halo kenapa sayang?"tanya Bunda ketika telepon diangkat.
"Bun, Haidan masuk rumah sakit gara-gara Ikal Bun, Bunda bisa kesini?" Tanya Haikal.
Suara Haikal bergetar menahan tangis.
Ia sangat merasa bersalah sekali sebab gara-gara ia abangnya harus mengalami hal ini.
"Ikal yang urus dulu ya? Bunda masih sibuk banget nih, mungkin baru bisa kesana besok"ucap Bunda, suaranya terdengar terburu-buru.
"Tapi bun—"
"Udah dulu ya Kal, Bunda masih ada meeting, kamu hati-hati jangan lupa makan oke?"ucap Bunda, kemudian segera mematikan telponnya.
Haikal merasa aneh, karena sedari awal ia menelpon Bunda sama sekali tidak terdengar mengkhawatirkan Haidan sama sekali.
"Bunda aneh" ucap Haikal heran.
•••
Disisi lain, Haidan yang sudah terbangun sejak 2 jam yang lalu sedang mengecek ponselnya.
Pasalnya sekarang sudah jam 1 malam dan ia malah harus terjebak dirumah sakit.
Saat sedang minta izin kepada pihak sekolah sang Bunda tiba-tiba menelepon.
"Halo Bun—"
"Dasar nyusahin, bisa bisanya kamu masuk rumah sakit bikin khawatir adik kamu, gak berguna" marah Bunda memotong ucapan Haidan.
Sejauh ini kalian sudah melihat kan? Perbedaan mereka?
"Maaf Bunda" ucap Haidan lemah.
"Cepat keluar dari rumah sakit, jangan ngabisin uang aja kamu taunya" ucap Bunda kemudian memutus panggilan sepihak.
Tangan Haidan yang menggenggam ponsel langsung jatuh terkulai.
"Maafin Idan Bunda" gumamnya lirih.
• Pesan Untuk Abang •
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesan untuk abang | Lee Haechan ✅
Fanfiction"Kalau kata orang kita bagai pinang dibelah dua Kal" kata Haidan sore itu. "Beneran anjir kita semirip itu!" Haikal sendiri tersenyum kearah Abang kembarnya. Si Abang balas tersenyum. "Tapi kenapa aku gak ngerasa begitu, Kal?". A Lee Haechan local a...