"Lagi - lagi aku yang salah"
— Haidan GevarezPlak!
Satu tamparan diterima Haidan di pipinya.
Orang yang menampar — Ayah Haidan memandang bengis putra sulungnya.
"Kamu Ayah masukin kesana buat pantau Haikal!, buat jagain adik kamu itu. Tapi lihat? Kamu malah biarin dia tawuran bikin dia kena masalah, dasar gak becus!" Bentak Ayah.
Haidan hanya mampu menunduk tak berani mengangkat pandangan sedikitpun.
Haidan benci — benci ketika Haikal terkena masalah malah dia yang terkena getahnya dia benci sekali.
Kemudian Ayah keluar dari kamarnya meninggalkan dia yang masih berdiri dengan kedua tangan terkepal.
Haidan terduduk di tepi kasur. Menangis.
Hari sabtu dan minggu siswa diperbolehkan pulang kerumah, makanya Haidan bisa ada disini sekarang, dikamarnya.
Kamar yang menjadi saksi bisu betapa menyedihkan dan betapa tidak adilnya ia diperlakukan dirumah ini.
Sedangkan dikamar sebelah ada Haikal yang duduk dikasurnya sembari memeluk lutut.
Kembali menjadi saksi betapa tidak adil Ayah memperlakukan saudaranya.
Jika bisa melawan maka ia akan melawan Ayah demi sang kakak.
Namun sayangnya Haikal hanya makhluk lemah.
Bahkan saat ini dia duduk sambil menghirup udara lewat oksigen yang terpasang di mulutnya. Jangan lupakan tubuhnya yang penuh dengan luka yang terlilit perban.
"Maaf abang" gumamnya serak.
• Pesan Untuk Abang •
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesan untuk abang | Lee Haechan ✅
Fanfiction"Kalau kata orang kita bagai pinang dibelah dua Kal" kata Haidan sore itu. "Beneran anjir kita semirip itu!" Haikal sendiri tersenyum kearah Abang kembarnya. Si Abang balas tersenyum. "Tapi kenapa aku gak ngerasa begitu, Kal?". A Lee Haechan local a...