Flashback on
"Ck mama gangguin aja sih malam - malam gini gatau orang ngantuk apa" gerutu anak laki - laki itu.
Ia berjalan di lorong rumah sakit yang sepi itu, tentu saja sekarang ini sudah pukul 10 malam.
Sampai diruangan sang mama ia tak melihat ibunya dimanapun.
Menghela nafas mengetahui mamanya pasti akan lama, ia memilih untuk duduk di kursi milik sang mama.
Ketika akan mengeluarkan handphone untuk mengusir rasa bosannya pandangan tak sengaja melihat satu berkas rumah sakit milik seseorang yang sangat ia kenali.
Haidan Gevarez.
"Ini bukannya nama kembaran si Haikal curut?" gumamnya.
Merasa penasaran ia pun membuka map tersebut dan mulai membaca isinya,
Ia mengerutkan keningnya ketika melihat isinya.
'Gagal ginjal kronis'
'Persentase kecocokan Jantung 95%'
"Dia ada penyakit gagal ginjal dan malah mau donor organ ke oranglain? ni orang gila apa gimana?" Lelaki itu bertanya - tanya.
Sedikitnya ia merasa bersalah karena pernah memukuli lelaki itu sampai pingsan.
•••
"Mama kenal Haidan?" Tanya lelaki itu pada ibunya.
"Kamu kenal dia?" Sang ibu balas bertanya.
"Ah ya dia temennya temen aku sih, kenapa emang?"
Sang ibu tersenyum.
"Temenan sama dia ya? Dia anak yang baik sekali, hidupnya di dunia ini sudah susah setidaknya ringankan hidupnya dengan jadi teman yang baik oke?"
Lelaki itu tak mengerti maksud dari sang ibu hanya diam tak mengiyakan namun tak juga menolak.
•••
Lelaki itu bersandar disebuah barang pohon besar disebuah pemakaman umum.
Pakaian nya yang serba hitam dengan kacamata hitam bertengger di hidungnya membuat ia terlihat mencolok diantara hamparan hijau pemakaman itu.
Ia berjalan kearah tanah basah yang masih baru itu.
Berdiri didepannya dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku.
Sudah tidak ada orang lagi disini, keluarga nya sudah pergi meninggalkan tempat itu dan dirinya sendiri.
"Malang bener nasib lo Dan, pada akhirnya lo tetap ditinggalkan" ucapnya.
Lelaki itu — Arsenno Gibran melepaskan kacamata hitam nya.
"Haidan, gue minta maaf atas perbuatan gue yang lalu ke lo, sekarang lo bisa istirahat dengan tenang, gada lagi orangtua brengsek yang akan hancurin hidup lo"
"Dan untuk adek lo, hah gatau lah adek lo sama aja tololnya" ucapnya.
Lelaki itu emosi sekali mendengar kisah hidup pemilik makam didepannya dari sang ibu.
Bagaimana egoisnya orangtua lelaki itu merenggut kesempatan hidup yang dimilikinya.
Seno berbalik meninggalkan makam itu.
Pada akhirnya makam itu benar - benar ditinggalkan sendirian.
Flashback off
• Pesan Untuk Abang •
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesan untuk abang | Lee Haechan ✅
Fiksi Penggemar"Kalau kata orang kita bagai pinang dibelah dua Kal" kata Haidan sore itu. "Beneran anjir kita semirip itu!" Haikal sendiri tersenyum kearah Abang kembarnya. Si Abang balas tersenyum. "Tapi kenapa aku gak ngerasa begitu, Kal?". A Lee Haechan local a...