"Mari bertemu dan bermain lagi nanti Abang"
— Haikal GevarezSetelah berhasil lepas dari kejaran polisi, Haikal membawa motornya dengan ugal - ugalan dengan kondisi kacau.
Berhenti sembarangan disebuah jembatan dengan sungai yang tenang namun dalam dibawah sana.
Haikal menaiki satu tingkat pagar pembatas itu sambil menangis terisak.
"Dasar pembunuh! Lo egois, kembaran lo diatas sana pasti lagi maki - maki lo sekarang"
Kata - kata Arsenno Gibran kembali terngiang dikepalanya.
"ARGHH" teriaknya.
Ia naiki satu lagi pagar pembatas itu.
Kondisi sekitar yang sepi karena sudah menjelang tengah malam membuat Haikal makin mantap untuk menjatuhkan dirinya kebawah sana.
Ia pejamkan matanya sambil merentangkan kedua tangannya bersiap untuk menjatuhkan diri sebelum bayangan wajah kecewa Haidan terlintas di kepalanya.
Membuat ia reflek turun hingga jatuh terduduk di aspal.
"Maaf" bisiknya.
Hampir, hampir saja ia menyia - nyiakan pengorbanan Haidan.
Haikal kemudian bangkit, memakai helm nya kembali dan kemudian melaju menuju apartemen rahasia miliknya dan Haidan.
•••
Sampai dikamarnya, Haikal memegang surat dari Haidan yang belum dibacanya hingga saat ini.
Memantapkan diri hingga akhirnya ia membaca surat tersebut.
Tangis yang sebulan ini ditahan akhirnya luruh jua.
Jatuh membasahi kertas dengan tulisan rapi membuat tintanya menyebar dibeberapa bagian.
Haikal meremas kertas itu,
"Maaf Dan gue hampir aja sia - siain pemberian lo tadi" lirih Haikal.
"Makasih udah nyadarin gue ya?, gue juga sayang lo bang".
• Pesan Untuk Abang •
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesan untuk abang | Lee Haechan ✅
Fanfiction"Kalau kata orang kita bagai pinang dibelah dua Kal" kata Haidan sore itu. "Beneran anjir kita semirip itu!" Haikal sendiri tersenyum kearah Abang kembarnya. Si Abang balas tersenyum. "Tapi kenapa aku gak ngerasa begitu, Kal?". A Lee Haechan local a...