"Apakah sudah saatnya?"
— Haidan GevarezSesampainya di lobi rumah sakit terdekat, Haidan langsung turun dan berteriak bak kesetanan kepada perawat dan dokter yang ada hingga para dokter dan perawat langsung bergerak cepat.
Hingga akhirnya Haikal dipindahkan ke brankar, dan segera dibawa ke UGD.
Haidan memaksa ingin masuk, tak ingin mengalihkan atensinya sedikitpun dari sang adik.
"Mohon maaf mas, sesuai kebijakan rumah sakit mas tidak diizinkan masuk"
"Tapi adik saya ada didalam sus, saya harus ada disamping dia"
"Mohon maaf sekali lagi mas, lebih baik mas tunggu diluar dan biarkan kami yang menangani"
"Dan jangan keras kepala, lo tunggu sama kita aja diluar" bujuk Razen
Haidan akhirnya mengalah setelah di bujuk oleh Razen.
Namun bukannya duduk tenang menunggu, ia malah berjalan bolak balik seperti setrikaan.
"Berhenti jalan kek setrikaan gitu, mending lo duduk dan berdoa semoga Haikal baik - baik aja" ujar Jemian yang jengah, diapun juga sama khawatirnya namun tentu dia berusaha untuk tetap tenang dan terus berdoa.
Haidan akhirnya duduk, menundukkan kepalanya sambil terus berdoa agar adiknya baik - baik saja.
Hampir 2 jam menunggu dokter yang tadi menangani Haikal akhirnya keluar, membuat Haidan dan teman - temannya segera berdiri mengelilingi sang dokter.
"Untung saja kalian gerak cepat membawanya kerumah sakit, telat sedikit bisa saja kita sudah kehilangan dia, tapi sepertinya Haikal harus dirawat sampai kondisinya stabil" jelas dokter tersebut membuat keempatnya menghela nafas lega.
Sang dokter yang hendak berpamitan kemudian kembali melanjutkan.
"Oh iya, sebaiknya segera cari pendonor untuk jantungnya karena sudah semakin parah, pihak rumah sakit juga akan membantu mencari" jelas dokter tersebut kemudian pergi.
Tak lama terlihat brankar milik Haikal di dorong menuju kamar rawat inap VIP yang sudah dipesan Jevano sebelumnya.
Haidan hanya mengikuti sambil berpikir.
"Udah waktunya ya?" batinnya.
Di pertengahan jalan ia berhenti
"Kalian duluan aja ke kamar Ikal, aku nyusul nanti, mau ngurus sesuatu dulu" ucapnya kemudian buru - buru pergi meninggalkan ketiga temannya yang kebingungan melihat hal tersebut.
• Pesan Untuk Abang •
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesan untuk abang | Lee Haechan ✅
Fanfiction"Kalau kata orang kita bagai pinang dibelah dua Kal" kata Haidan sore itu. "Beneran anjir kita semirip itu!" Haikal sendiri tersenyum kearah Abang kembarnya. Si Abang balas tersenyum. "Tapi kenapa aku gak ngerasa begitu, Kal?". A Lee Haechan local a...