"Dan, lo baik - baik aja kan?"
— Haikal Gevarez"Kita bisa lakukan operasi kan Dok? Meski pendonor dalam keadaan kritis?" Ucap Ayah pada Dokter yang menangani Haikal.
"Bisa saja, hanya saja disini kondisi Haikal lah yang harus di perhatikan, kita harus menunggunya sadar dulu untuk tindakan selanjutnya" ucap sang Dokter.
"Lakukan yang terbaik Dok" kali ini Bunda bersuara.
•••
Lima hari lamanya Haikal tertidur hingga ia tersadar.
Saat membuka mata hal pertama yang ia lihat adalah Bunda yang menatapnya terharu.
"Haikal, sayang akhirnya kamu bangun nak" ucap Bunda dengan air mata bahagianya.
Segera Bunda tekan tombol yang ada di dekat ranjang untuk memanggil Dokter.
Tak lama Dokter bersama beberapa suster datang dan memeriksa kondisi Haikal.
"Kondisinya sudah stabil, kita bisa melakukan tindak operasi secepatnya" ucap Dokter membuat Bunda dan Ayah yang baru saja datang setelah diberitahu Bunda bahwa Haikal sudah sadar langsung senang.
"Lakukan segera Dok" ucap Ayah yakin.
"Operasi akan dilakukan dalam 24 jam" ucap Dokter kemudian pamit keluar bersama para suster.
Haikal mengedarkan pandangannya kala tak mendapati sang abang diruangannya.
"Bun, dimana abang?" tanya nya lirih.
"Abang lagi sibuk, inget kan Waktu itu Bunda bilang abang ikut olimpiade?" Sekarang abang lagi olimpiade tuh.
Haikal masih saja sedikit ragu dan entah kenapa rasanya ia cemas dan gelisah entah karena apa.
Pasalnya ia tak pernah melihat Haidan belajar dengan keras akhir - akhir ini, kebiasaan Haidan ketika menjelang olimpiade.
Namun akhirnya ia lebih memilih untuk percaya saja.
"Berapa hari Ikal gak sadar?"
"Lima hari, kamu bikin Bunda khawatir tau Kal" ucap Bunda.
"Maaf Bunda" lirih Haikal merasa bersalah.
Bunda kemudian duduk di samping ranjang Haikal sambil memegang semangkuk bubur.
"Nah biar anak ganteng Bunda cepat sembuh, ayo sini makan dulu"
Haikal tersenyum tipis, menerima suapan dari Bunda.
• Pesan Untuk Abang •
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesan untuk abang | Lee Haechan ✅
Fanfic"Kalau kata orang kita bagai pinang dibelah dua Kal" kata Haidan sore itu. "Beneran anjir kita semirip itu!" Haikal sendiri tersenyum kearah Abang kembarnya. Si Abang balas tersenyum. "Tapi kenapa aku gak ngerasa begitu, Kal?". A Lee Haechan local a...