14

219 16 0
                                    

"Maaf karena gue ga pernah bisa mengerti lo bang"
— Haikal Gevarez


Dua minggu setelahnya Haikal akhirnya diperbolehkan pulang dengan syarat harus perbanyak istirahat.

Dan sejak pertengkaran mereka waktu itu, Haidan tidak pernah lagi datang kerumah sakit.

Ketika ia bertanya pada Bunda, Bunda akan menjawab

"Haidan sibuk, mau olimpiade dia"

Jawaban yang sangat tidak memuaskan.

Tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi Haikal memilih untuk percaya saja.

Flashback on

Sepulang dari rumah sakit, Haidan langsung pulang kerumah karena dipanggil sang Ayah.

Tentu saja sang Ayah sudah izin kepada kepala asrama.

Haidan kemudian masuk kedalam ruang kerja Ayahnya setelah dipersilahkan.

"Ada apa Ayah manggil Idan pulang?" Tanya Haidan, berdiri didepan meja kerja sang Ayah.

"Duduk" suruh sang Ayah.

Menurut, Haidan mendudukan diri didepan sang Ayah, mereka hanya terhalang meja.

Sebenarnya Haidan sedikit gemetar saat ini, sebab ketika ia bertemu Ayah, hanya bicara masalah nilai atau mungkin dipukuli.

Ayah kemudian menyerahkan sebuah amplop coklat berlogo rumah sakit tempat Haikal dirawat.

Haidan menerimanya kemudian menatap Ayah bingung.

"Baca" suruh Ayah dengan dinginnya.

Haidan kemudian membuka amplop tersebut dan membaca surat didalamnya.

Matanya membulat ketika sudah membaca keseluruhan isinya.

Segera ia tatap Ayah dengan tatapan sedih.

Entah kenapa hati Ayah sedikit terusik melihat tatapan itu, namun dengan segera ditepis.

"Seperti yang kamu baca, kondisi Haikal semakin hari semakin parah, menyebabkan fisiknya juga ikut melemah dan butuh donor secepatnya, dan saya mau kamu mendonorkan jantungmu itu untuk Haikal" ucap Ayah.

Itu adalah kalimat terpanjang Ayah ketika berbicara empat mata begini dengan Haidan.

Haidan sedih, sebegitu tidak diinginkannya kah ia?, hingga Ayah menyuruhnya untuk donor ke Haikal yang otomatis dia akan musnah selamanya?.

Haidan berdiri, untuk pertama kalinya ia berani sedikit menjawab Ayah, padahal biasanya akan diam lalu menurut.

"Akan Idan pikirkan dulu Yah" ucap Haidan kemudian membungkuk sedikit lalu berniat keluar dari ruang kerja sang Ayah.

"Pastikan kamu berpikir secepatnya, karena saya juga ingin anak saya sembuh secepatnya" ucapan Ayah itu membuat Haidan yang sudah membuka pintu ruang kerja sang Ayah berhenti sejenak.

"Baik Ayah" jawabnya lalu kemudian keluar dan menutup pintu dengan kencang.

Flashback off.

• Pesan Untuk Abang •

TBC

Pesan untuk abang | Lee Haechan ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang