25

198 19 0
                                    

"Idan sayang Ayah sama Bunda"
— Haidan Gevarez


Ayah dan Bunda masuk keruang rawat milik Haidan setelah dihubungi oleh Dokter bahwa Haidan sudah sadar.

8 jam setelah Haikal sadar.

Kini Haidan duduk bersandar di kasurnya yang ditinggikan, tak lupa ia disuapi makan oleh Bunda.

Haidan tersenyum senang.

Sudah lama tidak diperhatikan sebegininya oleh Ayah dan Bunda.

"Kondisimu udah membaik kan?" Tanya Ayah memecah keheningan diruangan itu.

Haidan mendapatkan pertanyaan seperti itu mengangguk semangat.

"Udah Ayah, Idan udah baik - baik aja, Haikal gimana?"

"Kalo begitu siap - siap kamu dan Haikal akan menjalankan operasi sebentar lagi" Ayah tidak menjawab pertanyaan Haidan.

Senyum Haidan luntur, rupanya orangtuanya baik karena ada maunya.

Ia kembali tersenyum kecil.

"Iya Ayah, Idan udah siap kok, berkas nya juga uda-"

"Semua sudah saya urus, kamu hanya perlu mempersiapkan diri"

Haidan pandangi Ayah dengan sendu.

"Kalau begitu boleh Idan minta satu permintaan terakhir?" Tanya nya yang tidak dijawab oleh Ayah ataupun Bunda. Tapi kedua orang itu memberi isyarat seakan bertanya 'apa'.

"Idan pengen disayang Ayah Bunda kayak kalian sayang ke Haikal, sekali aja, setidaknya sebelum Idan pergi?" Bertanya penuh harap.

Ayah tidak menjawab, lebih memilih keluar ruangan membuat Haidan tersenyum sendu.

Namun usapan di kepala buat ia menoleh pada wanita yang sudah melahirkan nya.

Wanita itu tersenyum. Senyum yang sudah lama sekali tidak Haidan lihat.

"Baiklah kalau itu permintaan kamu, sekarang makan lagi ya? Bunda suapi" ucapnya lembut.

Mata Haidan berkaca - kaca.

Segera ia pejamkan mata agar air mata itu tidak lolos, kemudian mengangguk kearah Bunda.

"Terima kasih, setidaknya Idan merasakan kasih sayang seorang ibu sebelum kembali ke pangkuan Tuhan" batinnya

• Pesan Untuk Abang •

TBC

Pesan untuk abang | Lee Haechan ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang