"selamat tidur, Abang"
— Haikal GevarezPemakaman Haidan dilakukan secara tertutup.
Namun tidak ada satupun murid ataupun guru yang dibiarkan mengikuti pemakaman, hanya ada keluarga besar.
Ayah dan Bunda juga ada disana, bersama dengan Haikal yang duduk di kursi roda sambil menatap kosong gundukkan tanah berisi tubuh saudara kembarnya.
Flashback on
Pagi hari ketika Haikal bangun, ia lihat hanya ada Bunda yang tertidur di sofa, sementara Ayah tak terlihat dimanapun.
Karena rasa panas yang membakar di tenggorokan ia pun pelan - pelan duduk, kemudian menjangkau gelas di nakas.
Tak sengaja tangannya menyenggol pisau buah yang tergeletak disana, hingga melukai bagian samping tangannya dekat jari kelingking.
"Sshh akhh" ia kibaskan tangannya disertai ringisan sehingga membangunkan Bunda yang baru tertidur sekitar setengah jam.
"Ikal udah bangun?, apa yang sakit nak? Astaga tangan Ikal kenapa? Tunggu ya Bunda panggilkan dokter" Bunda yang melihat tangan Haikal berdarah langsung pergi keluar untuk memanggil dokter.
Usai di periksa, sambil sarapan Haikal bertanya.
"Bun Ayah kemana?" Bunda tampak membeku sejenak.
"Ayah lagi ngurus sesuatu, nanti balik lagi kesini" balas Bunda dengan kaku.
"Lah emang Idan kemana Bun? Gak ikut jagain Ikal kah? OH IDAN DIPUKUL AYAH LAGI YA?" tanya nya dengan berteriak di akhir.
"Sssttt apasih kamu baru bangun teriak teriak, Idan ada gak diapa - apain sama Ayah" ucap Bunda.
Justru membuat Haikal curiga sebab sejak tadi Bunda seperti berusaha mengalihkan topik, dan Bunda juga tidak menatapnya sedari tadi.
Mencoba percaya, ia kemudian memilih bermain handphone sekalian mengabari teman - temannya.
Namun matanya seketika terbelalak saat melihat base sekolah memajang foto kembaran nya disertai dengan caption 'rest in peace'
"BUN APA MAKSUDNYA INI?" Teriaknya membuat Bunda kaget.
Kemudian mengambil handphone anaknya dan membeku melihat wajah serupa Haikal terpampang.
"Apaan rest in peace, Haidan baik - baik aja kan Bun? Sialan tuh yang ngepost" dumelnya sambil mengusap wajah.
Air mata Bunda kembali jatuh.
"Itu bener" gerakkan tangan Haikal terhenti.
"Maksud Bunda?"
"Berita itu benar Haikal"
Haikal menggeleng air matanya mengalir.
"Bunda bercandanya gak lucu, gak lucu ah pranknya ini dalam rangka apa sih? Ikal-"
"ITU BENAR HAIKAL, HAIDAN SUDAH MENINGGAL, DIA YANG MENDONORKAN JANTUNGNYA UNTUK KAMU HIKS" teriak Bunda kemudian jatuh terduduk dilantai kamar ruang rawat Haikal.
Deg
Nafasnya seketika sesak, pandangannya buram oleh air mata, jantung ini milik...
"B-bawa Ikal ketempat Idan Bunda, I-Ikal mau ketemu Idan hik, please Bun"
Flashback off
Air matanya jatuh, kemudian ia pejamkan mata.
"Udah kagak sakit kan Dan? Tidur nyenyak ya Abang" lirihnya kemudian kembali menangis.
• Pesan Untuk Abang •
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesan untuk abang | Lee Haechan ✅
Fanfiction"Kalau kata orang kita bagai pinang dibelah dua Kal" kata Haidan sore itu. "Beneran anjir kita semirip itu!" Haikal sendiri tersenyum kearah Abang kembarnya. Si Abang balas tersenyum. "Tapi kenapa aku gak ngerasa begitu, Kal?". A Lee Haechan local a...