"Penyesalan selalu datang di akhir"
— author ryuOperasi akhirnya dimulai.
Kedua orangtua itu dengan untaian doa yang tidak pernah putus memanjatkan doa bagi anak mereka.
Ya hanya pada salah satunya.
Sedangkan yang satunya lagi dengan tega nya disuruh memberikan organ yang ia punya pada adiknya.
Ayah dan Bunda duduk didepan ruang operasi yang lampunya masih menyala.
Bunda lihat sesuatu di pangkuannya.
"Bunda, Idan titip ini ya? Tolong bagiin ke orang - orang sesuai nama di amplopnya" ujar Haidan.
Sudah dengan baju operasi yang melekat di tubuhnya ia berikan amplop itu pada bunda yang menemaninya.
Bunda melihat satu amplop berwarna merah muda bertulisan, untuk bunda 🌻.
Dibelakangnya amplop berwarna coklat untuk ayah, dan berwarna biru untuk Haikal.
Sisanya hanya ada untuk teman - teman anaknya itu.
Bunda ambil amplop untuknya kemudian ia buka dan ia baca isinya.
Air mata Bunda luruh, apa yang telah ia lakukan? bagaimana bisa ia melupakan anaknya yang lain?.
Segera saja Bunda berdiri setelah melipat surat itu dan ia masukkan kedalam sakunya.
Berjalan ke arah pintu ruang operasi kemudian ia gedor - gedor pintu itu dengan kasar.
"BERHENTI, HENTIKAN OPERASINYA, ANAKKU HAIDAN" teriak Bunda sambil terus menangis.
Ayah yang melihat istrinya histeris langsung memeluknya sambil berusaha menenangkannya.
"Bun, tunggu dulu ya anak kita Haikal lagi di operasi sebentar lagi anak kita akan sembuh sayang" bujuk Ayah. Namun bunda seakan tuli masih terus memanggil Haidan.
Beberapa perawat yang mendengar keributan itu langsung mendekat dan menenangkan Bunda.
"DIAM KAMU, ANAK KITA ITU ADA DUA MAS, ADA HAIDAN DAN HAIKAL, KENAPA KAMU TEGA SEKALI HUHU" tangis bunda kemudian tubuhnya meluruh, segera saja perawat yang ada disana suntikkan obat yang memang sengaja mereka bawa.
Sedangkan Ayah terdiam mendengar tangisan istrinya.
Haikal dan... Haidan?
Ayah seakan linglung terhuyung duduk didepan ruang tunggu operasi, sementara Bunda sudah dibawa kesalah satu kamar.
Apa yang telah ia lakukan?
• Pesan Untuk Abang •
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesan untuk abang | Lee Haechan ✅
Fanfic"Kalau kata orang kita bagai pinang dibelah dua Kal" kata Haidan sore itu. "Beneran anjir kita semirip itu!" Haikal sendiri tersenyum kearah Abang kembarnya. Si Abang balas tersenyum. "Tapi kenapa aku gak ngerasa begitu, Kal?". A Lee Haechan local a...