epilog

184 18 2
                                    

"Hai Abang kita bertemu lagi"
— Haikal Gevarez

Lelaki dengan jas putihnya berjalan dengan seikat bunga di genggamannya.

Melewati jalan setapak yang sedikit lembab sebab hujan baru saja berhenti sore itu.

Ia kemudian berhenti disebuah gundukan tanah yang nisannya terlihat sudah lama.

Haidan Gevarez.

Berjongkok sembari meletakkan satu ikat bucket bunga matahari Haikal mengelus batu nisan itu dengan lembut seakan sedang mengelus kepala sang Abang.

"Hai Bang, gue datang lagi maaf ya beberapa tahun ini gue ga pernah jenguk lo lagi, lo pasti kangen ma gua, hari ini hari pertama gue kerja, capek sih karena ternyata banyak banget pasiennya tapi gue seneng, bisa bantu mereka supaya cepat sembuh dan kumpul lagi sama keluarga mereka" ucapnya dengan senyum tipis.

"Lo tau gak Bang? Semenjak lulus SMA gue udah kaga pernah lagi pulang kerumah, gue belajar mati - matian supaya keterima di FK dan dapat beasiswa ternyata susah juga ya hahaha"

"Sambil kuliah gue juga kerja biar bisa tetap hidup, Ayah sama Bunda ngirim sih, tapi kagak pernah gue pake duitnya ampe sekarang"

"Gue gak mau lagi berhubungan sama mereka, gue kecewa Bang, apalagi kalau ingat betapa egoisnya mereka, maaf ya Bang?"

Haikal terus saja bercerita dengan berbagai macam ekspresi, maklum sudah bertahun - tahun ia tidak datang kemari karena kuliah diluar kota.

"Lo tau gak Bang? Ada satu anak namanya Reza, umurnya baru 12 tahun tapi udah kena kanker, dia sama kayak lo Bang selalu check up sendirian, katanya gamau orang tuanya khawatir padahal gue sering nemu bekas lebam di badannya"

"Dia kuat banget Bamg, ceria juga anaknya persis kayak lo, setidaknya kalo kangen lo gue bisa peluk dia soalnya dia mirip lo hahahaha"

"Gue akan berusaha Bang, buat nyembuhin dia, cukup gue aja yang kehilangan lo, jangan sampe ada gue gue lainnya yang kehilangan Abang terhebat gue" ucapnya sambil berdiri.

Kemudian setelah berdoa sebentar Haikal pun pamit untuk pulang.

"Hidup akan terus berjalan, gue akan terus menjalani hidup dengan profesi gue sebagai dokter sampe nanti tiba waktunya kita ketemu lagi, tunggu gue ya Bang? Gue juga sayang lo"

Mobil Haikal yang terlihat melaju dengan kecepatan sedang itu kemudian terlihat berguling sejauh 2 km.

Dengan keadaan mobil terbalik dan berasap itu orang - orang berusaha menyelamatkan Haikal yang masih sadar namun sudah berlumuran darah.

Sedangkan Haikal tersenyum kearah kiri melihat Abangnya berdiri mengulurkan tangan sambil tersenyum padanya.

"Reza, maaf ya lo berjuang sendiri kali ini, g-gue ma-u p-pulangh"

Ia ulurkan tangan hingga berhasil meraih tangan Haidan Kembali.

"Gue pulang, Abang"

• Pesan Untuk Abang •

END

Pesan untuk abang | Lee Haechan ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang