"Apa aku mati saja agar semua kembali seperti semula?"
— Haidan GevarezBugh! Bugh! Plak! Bugh!
Suasana lorong rumah sakit itu begitu mencekam tak kala sang Ayah memukuli sang anak sampai hampir pingsan.
Sementara sang ibu hanya mampu menangis terduduk di pojok ruangan.
"Dasar anak gak berguna, lagi - lagi kamu biarkan adik kamu terluka" ucap Ayah dengan marah.
Memukuli Haidan sekuat tenaga melampiaskan seluruh emosi yang ia rasakan.
Marah, kesal, cemas, takut semua bercampur menjadi satu.
Sudah dua jam Haikal masuk kedalam ruangan didepan mereka namun sampai sekarang belum ada satupun kabar mereka terima.
Jevano dan Razen yang baru selesai diobati segera mendekat pada Ayah guna menariknya menjauh sementara salah satu teman lainnya, Jemian membantu Haidan untuk bangkit dan pergi dari sana.
"Biarin, biarin gue disana. Gue mau nungguin Haikal sampe sadar" Haidan berusaha berontak dengan sisa tenaganya.
"Jangan gila, lo lagi babak belur gini tetap disana bakal bikin Ayah lo makin murka, mending obatin diri lo dulu" Jemian memaksa Haidan dengan menarik tangannya sampai mereka tiba disalah satu ruang rawat inap, kemudian menyerahkan Haidan pada dokter dan suster yang ada disana.
Menghela nafas Jemian kemudian duduk di kursi tunggu depan ruangan tersebut.
Tak lama Jevano dan Razen datang menyusul.
"Gimana Idan?" Tanya Razen khawatir.
"Masih diobatin, gue udah suruh dokter ngasi obat penenang biar dia bisa istirahat" jawab Jemian.
Kedua teman Haidan langsung menghela nafas lega.
Keduanya mengambil tempat duduk disamping Jemian yang sudah memejamkan mata.
"Serem bat Ayahnya sikembar, pilih kasihnya ngeri amat" Ucap Jemian lagi.
"Musti nunggu salah satunya mati dulu keknya baru nyadar tu orangtua" ucap Razen yang kemudian dipukul pelan oleh Jevan.
Yah mungkin iya.
• Pesan Untuk Abang •
Cast
Jemian Alvaro
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesan untuk abang | Lee Haechan ✅
Fiksi Penggemar"Kalau kata orang kita bagai pinang dibelah dua Kal" kata Haidan sore itu. "Beneran anjir kita semirip itu!" Haikal sendiri tersenyum kearah Abang kembarnya. Si Abang balas tersenyum. "Tapi kenapa aku gak ngerasa begitu, Kal?". A Lee Haechan local a...