"Bapak dan Ibu guru sekalian, perkenalkan guru magang yang mulai hari ini bertugas mengajar di sekolah kita, Bu Luna." Guru Kesiswaan itu berucap setelah melewati pintu ruang guru. Seisi ruangan menatap pada sudut yang sama. "Tolong bantuannya supaya beliau segera beradaptasi di sekolah ini, ya."
"Salam kenal. Saya Bethari Luna yang mengajar di bidang Olahraga dan Kesehatan. Mohon bantuannya," sapa Luna membungkukkan punggung 30 derajat.
Mereka bertepuk tangan lima detik dan melontar senyum sebagai respons tipikal penyambutan. Setelahnya, sebagian dari mereka melanjutkan aktivitas yang sempat terhentikan. Sisanya masih menyita perhatian dan mengarahkan Luna menuju meja di sudut sebelah kanan.
"Terima kasih. Kalau boleh tahu nama Anda siapa?" tanya Luna selepas duduk.
"Hendra. Saya mengajar Matematika Peminatan dan menjabat sebagai Kepala Study Group." Pria yang duduk di sebelahnya melempar senyum. "Panggil saya kalau butuh bantuan, ya, Luna. Jangan sungkan-sungkan."
Wanita berpakaian olahraga itu mengangguk. Samar-samar, terdengar bunyi tak asing yang dirasa dekat dari presensinya. Kepala secara refleks menoleh pada asal suara. Ah, ternyata...
"William, sudah ke berapa kalinya kamu keluar malam tanpa izin dari kepala asrama?"
Mengabaikan celotehan guru, siswa tanpa atribut lengkap tersebut menggerakkan matanya ke seluruh sudut seolah sedang mencari seseorang. Ketemu. Dua iris saling melempar tatap dalam radius dekat. Makin melekat selama beberapa saat, seakan tengah mengirim suatu isyarat.
Selang dua detik setelah itu, keduanya mengangguk tipis.
Misi pertama selesai.
*
*
*BURONAN (5)
Gema, Khalil, Liz, William, AndaAlodya
ruangannya udah jadi
gedung sayap timur lt.3
bekas tempat ekskul jurnalistikGema
ada siapa aja?
kalo cuma lo mah ogahAlodya
cihh sok suci
ada khalil sm liam
cptGema
ok
gw nyamper liz dulu
"Pake mantra Harry Potter yang mana sampe bisa nyihir jadi sebagus ini?"Mungkin hiperbola, tetapi ucapan Gema tidak sepenuhnya bohong. Dahulu, ruang ekskul jurnalistik jarang dijamah banyak siswa karena lokasinya terletak di paling sudut dan tak ada ruangan lain selain tangga di sepanjang koridor. Itu jadi alasan kuat Alodya memilih ruangan ini untuk direnovasi menjadi tempat diskusi.
"Lo punya uang, lo punya kuasa," sahut Khalil yang tengah duduk selonjoran di karpet motif Doraemon. Sedangkan William menguasai sofa dengan tubuhnya, dan satu-satunya orang yang pertama menempati ruangan ini masih berdiri memperhatikan papan tulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEXTER
Детектив / ТриллерPernyataan kelima siswa yang dicurigai sebagai pelaku pembunuhan peringkat satu paralel membuat penyelesaian kasus menjadi makin rumit. Pasalnya, dalam pengakuan tersebut diceritakan kalau sebagian ingatan mereka hilang semenjak beberapa minggu sebe...