[26] The Truth Untold

269 19 18
                                        

Kreeet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kreeet. Pintu masuk Wisma Guru yang berjumlah tiga lantai itu dibuka Satria secara pelan. Arga memeriksa ke sekitar halaman, memastikan tidak ada siapa pun yang melihat dua lelaki dengan masker hitam itu. Aman. Guru-guru pasti masih sibuk mencari William dan waktunya masih lama untuk mencapai malam.

"Terlalu sepi. Gue jadi curiga." Arga memindai lantai pertama dengan cepat. Pintu-pintu kamar tertutup rapat, dudukan sofa dingin dan tidak berdebu, bekas puntung rokok disapu bersih. Sontak ia menoleh pada Satria untuk melihat responnya.

"Gue gak bisa bilang aman, soalnya gedung ini dijaga sama satu satpam. Tapi gue belum nemu tanda-tanda kalo dia ada di sini. Mungkin satpam itu ikut nyari William atau bahkan cuma keluar sebentar? Kita gak tahu, yang pasti, kita harus cepet-cepet cari manekin itu," jelas Satria sambil memimpin jalan di tangga putar besi menuju lantai dua.

"Oke, gue tetep di belakang lo aja." Beberapa detik kemudian, Arga menyadari sesuatu. "Eh, ini model tangganya bisa bikin repot kalo kita mau kabur."

Tanpa menoleh ke belakang, Satria membalas, "Tenang, gue punya pengalaman kabur di tangga kayak gini."

Bisa dibilang, ini adalah tindakan kriminal mereka yang ke-puluhan kali. Bobol kunci jawaban, bakar kelas, makelar di dark web, dan kasus lain yang sama parahnya. Makanya, bagi mereka, hal ini justru membuat kadar adrenalin keduanya tampak statis. Beda lagi kalau mereka ketahuan.

Tapi tampaknya tidak akan ketahuan karena dengan cepat mereka menemukan ruangan yang dituju, yaitu kamar kepala sekolah. Meski jarang dihuni sebab beliau sering istirahat di rumahnya, tetapi hanya inilah satu dari banyaknya kesimpulan tentang lokasi penyimpanan manekin bernama Riyuni Sabrina yang dahulu ditemukan Gema dan Khalil di depan ruang kepala sekolah.

Yap, misinya adalah membawa kabur manekin itu.

Lebih tepatnya bukan membawa kabur, tetapi sebagai pertanda bahwa perang sudah dimulai, seperti ucapan Alodya beberapa jam sebelum misi dilaksanakan.

"Kita ngelakuin ini sebagai sinyal perlawanan. Walau satpam udah lapor, kepsek gak mungkin bocorin kasus ini karena beliau pasti nyembunyiin manekin itu dan bakal kaget ternyata ada yang tahu tentang keberadaan manekin. Dan siap-siap aja, habis ini kepsek gak bakal diam. Pihak sekolah udah siap ngelawan balik."

"Berpencar. Infoin kalo ngerasa aneh sama sesuatu," titah Satria setelah membobol kunci kamar.

Sedikit berdebu dan tata letak barang yang disimpan sembarang arah, maka simpulan bahwa ruangan ini jarang sekali ditempati bisa dibilang benar. Segala kotak yang sekiranya muat manekin seukuran manusia sudah dijelajahi. Begitu pun lokasi di tiap sudut. Kemudian, Satria menemukan sesuatu yang sukses membuat matanya membulat.

"Ini isinya... duit...."

Arga berbalik, sorotnya langsung terfokus pada empat tas hitam besar di dekat pintu. Ia merasa seperti hilang akal.

DEXTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang