Memilih bertaubat dan bertekad untuk berubah mungkin tak begitu sulit, tapi memilih mempertahankan taubat dan tekad membara di hatimu itu yang tak mudah. Karena melakukan suatu tindakan itu mudah, konsisten dengan tindakan itu yang sulit.
Pekan pertama atau bulan pertama mungkin masih semangat, tapi seiring berjalannya waktu, mengingat kenangan bersamanya, melihat barang-barang atau mendatangi tempat-tempat yang membuatmu terkenang padanya atau bahkan berpapasan dengannya secara tak sengaja atau bisa juga tak sengaja mendengar namanya disebut, sudah sanggup membuatmu kembali penasaran tentang kabar terbarunya, membuatmu kembali larut dalam kesedihan, dan yang paling memungkinkan adalah kamu mulai lagi mencoba merimanya kembali ke dalam hidupmu dan mempengaruhi dirimu seperti semula. Seluruh tekad baik dalam dirimu diuji dan bisa luluh lantah kapanpun.
Kenapa sulit sekali? Tenang, ini memang bagian dari proses perubahan.
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?" (QS. Al-Ankabut : 2)
Apakah kita mengira kita akan dibiarkan menikmati udara segar dan santai serta sejumlah ketenangan lainnya setelah kita bertekad merubah haluan hidup kita kepada yang semestinya atau menjadi lebih baik? Bukan begitu aturan mainnya.
Semua orang yang memilih berubah, hijrah dari sebuah dosa, memilih menjadi lebih baik, dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, akan diuji untuk mengetahui kesungguhannya tekadnya, kejujuran niatnya, dan ketahanannya untuk tetap berada pada jalan yang telah dipilihnya.
Bisa jadi setelah kamu memilih bertaubat, bayang-bayang tentangnya semakin menghantuimu setiap hari, rindumu kepadanya semakin membuncah, keinginan untuk mengetahui kabarnya melalui stalking medsosnya semakin besar, dll. Malah kamu heran, jauh lebih sulit cobaannya daripada sebelum kamu memilih bertaubat.
Namun, memang tidak mudah tapi berdoalah.
Segala hal-hal yang memberatkanmu, bawalah dalam doa-doamu.
Hal-hal yang tidak dapat kamu kendalikan, serahkan pada-Nya.
Jangan menganggap semuanya adalah beban. Memang berat, tapi bukankah kita memiliki Allah Subhanahu wa Ta'ala? Tempat memohon dan meminta segala sesuatu yang sanggup mengabulkan segala hal yang kita anggap mustahil? Maka berdoalah dan mohonlah pertolongan kepada-Nya untuk dapat melalui fase move on ini. Dia Maha Mendengar dan Dia Maha Baik.
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. Al Baqarah : 186)
Di antara doa yang dapat diucapkan untuk melalui fase move on adalah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الهَمِّ وَالحَزَنِ
Artinya : Ya Allāh aku berlindung kepada-Mu dari gundah gulana dan kesedihan (HR. Bukhari no.6363)
Resapi doa tersebut di dalam hati. "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesedihan agar dapat move on dan terlepas dari bayang-bayang kekecewaan."
Tetap kuat. Tetap berprasangka baik kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bisa jadi sejumlah kelelahan akibat ujian yang kamu rasakan dalam fase move on ini adalah bagian dari cara Allah Subhanahu wa Ta'ala mengampuni dosa-dosamu. Lihatlah sesuatu yang dianggap pahit dari kaca mata yang berbeda, maka akan ditemukan kebaikan di dalamnya.
"Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kehawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya." (HR. Al-Bukhari no. 5642 dan Muslim no. 2573)
Proses ini memang sulit, tapi akan lebih baik. Jadi berdoalah. Berdoa mungkin tidak membuat semuanya berubah secara instan, tapi dalam proses yang tidak instan itu justru mendidikmu dan membuatmu nantinya akan semakin kuat melepaskannya. Maka berdoalah dan terus mengemis pertolongan-Nya. Akan ada masanya, semua tentangnya menjadi tak begitu penting lagi. Biasa saja. Maka nikmatilah proses melelahkan ini untuk melepaskannya dengan mudah.
Berikut dua tahapan berdoa yang dapat kamu lakukan yaitu:
Pertama, benarkan niat berubahmu. Niat itu selalu dapat berubah kapanpun bahkan jika di tengah proses berubahmu, maka selalu evaluasi niatmu agar semua lelah dalam perjuangan ini tak berakhir sia-sia, dan hanya niat karena Allah Subhanahu wa Taala saja yang pasti ditolong oleh-Nya.
Kedua, berdoa di waktu mustajab dikabulkannya doa. Seperti sepertiga malam terakhir, di antara adzan dan iqomah, dll.
Sekali lagi, jawaban doamu mungkin tak seinstan itu, tapi kamu akan lebih tenang melalui proses ini sampai akhirnya benar-benar sukses melepaskannya.
Minta juga pada-Nya agar diberikan ganti yang lebih baik alias terbaik dan tepat. Karena kamu tidak bisa bersama dengan orang yang terbaik dan tepat, jika tidak melepaskan orang yang salah.
Faedah nasehat dari Ustadzah Ningsih –semoga Allah Taala menjaga beliau-, "Minta dengan orang yang tepat. Kenapa? Karena orang shalih/ah itu banyak, tapi tidak semua tepat untuk kita. Orang baik itu banyak, tapi tidak semua tepat untuk kita. Minta yang tepat dan hanya Allah Subhanahu wa Ta'ala yang paling tahu siapa yang paling tepat untuk kita."
Pada akhirnya, semua orang di dunia ini punya masalah ataupun harapan dan keinginan, tapi tidak semua orang mengenal Allah Subhanahu wa Ta'ala, padahal solusi ada dalam genggaman-Nya.
Suatu kesalahan yang sungguh fatal adalah menyandarkan pada diri sendiri saat masalah itu menimpa.
Sekali lagi, berdoalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
100% Move On (TAMAT)
Spiritual📖Non-Fiksi Part Lengkap Telah merelakan si dia tapi rindu masih membayangi. Telah menerima keadaan bahwa tak bersama lagi tapi masih ada tangis. Telah memutuskan untuk tak saling peduli tapi masih sibuk stalking. Telah mengingat jutaan keburukanny...