Jurus 09 : Sabar

13 0 0
                                    

Sabar.

Aku tahu, nasehat tentang sabar adalah yang paling tidak ingin kamu dengar.

Bayangkan, kamu memiliki beban masalah yang berat di pundak, galau yang masih menghantui di hati, pikiran yang masih kalut, batin yang masih risau bahkan terluka, dan tiba-tiba disuruh bersabar. Solusi yang menurutmu sulit dilakukan pada masa-masa genting dan tidak terlihat hasilnya secara instan.

Namun, apa yang bisa kamu lakukan selain bersabar?

Apa kamu ingin berteriak, menendang atau melempar seluruh barang di sekitarmu?

Marah pada Allah Subhanahu wa Ta'ala lantaran semua tak sesuai keinginanmu?

Aku pikir, kita semua dalam tahap berusaha menerima apa pun takdir Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam hidup kita. Baik yang kita sukai maupun yang tidak kita sukai dengan meyakini bahwa hidup kita memang ada pengaturnya. Ya, kita semua. Bukan hanya aku dan kamu, tapi semua manusia tengah berpacu dengan ujiannya masing-masing.

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, "Kedudukan sabar dalam iman laksana kepala bagi seluruh tubuh. Apabila kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh." (Al Fawaid, hal. 95)

Kepala adalah bagian yang sangat vital bagi manusia yang jika tidak ada, maka manusia tersebut tidak dikatakan hidup. Sabar diumpamakan seperti kepala bagi tubuh yang menunjukan betapa pentingnya sesuatu bernama sabar tersebut.

Lantas, apakah sabar itu hanya sebatas bisa menahan amarah saat benar-benar ingin marah pada sesuatu? Atau hanya sebatas berusaha tegar dan menerima saat musibah menimpa? Atau berusaha menerima semua takdir Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam hidup kita? Dulu aku pikir, sabar hanya tentang itu. Ternyata aku salah, sabar maknanya lebih luas dan lebih penting dari apa yang aku pikirkan.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata, "Sabar adalah meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, menahannya dari perbuatan maksiat kepada Allah, serta menjaganya dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi takdir Allah." (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata, Sabar itu terbagi menjadi tiga macam:

1. Bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah

2. Bersabar untuk tidak melakukan hal-hal yang diharamkan Allah

3. Bersabar dalam menghadapi takdir-takdir Allah yang dialaminya, berupa berbagai hal yang menyakitkan dan gangguan yang timbul di luar kekuasaan manusia ataupun yang berasal dari orang lain (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)

Melihat dari pengertian dan pembagian sabar di atas, maka jelaslah bahwa bisa jadi saat ini kamu tengah berada dalam ketiga jenis sabar tersebut.

Kamu berusaha taat pada aturan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang mengharamkan segala bentuk zina dan sarana penghantar menuju zina seperti pacaran, kamu berusaha untuk menghindari maksiat pacaran dan sejenisnya meskipun kamu sangat ingin melakukannya karena kamu suka ataupun jatuh cinta pada seorang lawan jenis, dan kamu berusaha menerima takdir-takdir dalam hidupmu meskipun berat, seperti perginya dia dari hidupmu.

Kamu memilih sabar dan berlanjut pada shalat serta berdoa. Meminta pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan ikhlas agar dikuatkan, maka aku pastikan, Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak akan menyia-nyiakan sabarmu. Kemenangan, kemuliaan, solusi, dan semua jenis-jenis hadiah yang ditunggu-tunggu akan menghampirimu. Percayalah.

Karena kadang seseorang hadir dalam hidupmu bukan untuk menetap, tapi hanya menjadi cobaan semata untuk mengukur kejujuran imanmu, maka jangan sampai kamu melewati musibah ini kecuali sebagai seorang pemenang. Sepakat?

Oke, mungkin saat ini kamu masih setengah hati dalam bersepakat denganku, masih merasa menjadi orang paling menderita lantaran cobaan ini, dan hatimu masih galau dalam waktu yang lama dan tersiksa.

Namun, apakah kamu pikir kamu sendirian melalui cobaan ini? Tidak, saudaraku. Selama kamu berusaha kuat untuk bersabar, Allah Subhanahu wa Ta'ala bersamamu.

"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah : 153)

Allah Subhanahu wa Ta'ala bersamamu. Kamu akan baik-baik saja.

Dan, ayolah, ujian dan cobaan yang menuntutmu untuk bersabar ini memang membuatmu lebih sadar, bahwa kamu masih di dunia. Tempat diuji dan satu sama lain menjadi cobaan.

Sabarmu di dunia ini masih bermanfaat, sabarmu di akhirat tak lagi berguna. Maka sabarlah di sini agar berbuah manis di akhirat.

Suatu hari kamu akan sangat bersyukur untuk masa-masa ini. Meskipun sabar tidak membuatmu secara instan keluar dari masalah, tapi tetap bersabar mampu membuatmu bertahan dengan mengetahui ada hal-hal baik di hadapan sana, dan kamu hanya belum melihatnya. Jadi bersabarlah.

Pada akhirnya, pakailah prinsip luar biasa yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berikut ini, yaitu:

"Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya." (HR. Muslim no. 2999)

100% Move On (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang